Internasional

Arab Saudi Minta OPEC Tekan Produksi Minyak Sampai 2019

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 March 2018 11:36
Arab Saudi meminta anggota OPEC (Organisasi Eksportir Minyak), Rusia, dan produsen minyak lainnya terus menahan pasokan minyak ke pasar global hingga 2019.
Foto: Reuters
Washington, CNBC Indonesia- Arab Saudi meminta negara anggota OPEC (Organisasi Eksportir Minyak), Rusia, dan negara produsen minyak lainnya terus menahan pasokan minyak ke pasar global hingga 2019.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi Arab Saudi Al Falih, pada Kamis (22/03/2018) waktu setempat.

Seperti diketahui, negara-negara OPEC dan non OPEC meneken perjanjian untuk menahan laju produksi dan mengurangi pasokan sebanyak 1,8 juta barel per hari di pasar global untuk mencegah membludaknya pasokan dan mengendalikan harga. Aksi tersebut terbukti membuat harga minyak membaik ke level US$ 65 per barel. Negara-negara yang terlibat dalam perjanjian itu rencananya akan berkumpul di Vienna Juni mendatang untuk mendiskusikan lanjutan kerjasama.

Harga minyak dunia pada Kamis ini tercatat di level US$ 64,3 per barel, dan minyak Brent di US$ 68,91 per barel.

"Kami yakin masih punya cukup waktu untuk bisa menurunkan jumlah pasokan minyak ke level yang kita anggap normal dan kami akan membahasnya pertengahan tahun nanti saat kami bertemu di Vienna. Dan kami berharap paling lambat akhir tahun ini kami sudah bisa mengetahui mekanisme apa yang bisa diterapkan untuk tahun 2019 mendatang." ujar Falih kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Washington.



Dilansir dari Reuters, Falih sebelumnya sudah mengatakan OPEC akan melakukan tindakan yang lebih baik untuk mengurangi pasokan minyak dan bukannya terburu-buru menentukan perjanjian untuk mengurangi produksi.

Falih mengatakan pada hari Kamis negara-negara produsen minyak umumnya setuju bahwa tindakan bersama kedepannya 'tidak harus dalam bentuk pemotongan produksi sebanyak target sebelumnya'.

"Itu berarti mekanisme tersebut berhasil diterapkan dan mereka telah berkomitmen menjalankan mekanisme tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama," ujarnya.

Rencana kerja baru, kata dia, membutuhkan ketangkasan dan keinginan untuk melakukan beberapa hal berbeda dalam hal memenuhi level produksi sesuai permintaan pasar.

Arab Saudi dan Rusia telah menggalakkan berbagai usaha untuk mengurangi produksi pasokan minyak dunia ke level rata-rata lima tahun mereka, mengakhiri masa masa kelebihan pasokan minyak akibat tingginya produksi minyak serpih atau shale oil dari produsen di Amerika Serikat.

Selain produksi minyak dalam jumlah besar yang terus berlanjut di Amerika Serikat, Falih tidak merasa industry minyak shale sebagai sebuah ancaman.
Tanpa adanya pasokan minyak shale, ia yakin pasokan minyak global akan sedikit.

Hari ini (23/3/2018) harga minyak light sweet kontrak pengiriman Mei 2018 hingga pukul 09.02 WIB, menguat sebesar 1,17% ke US$65,05/barel, sementara brent kontrak pengiriman Mei 2018 juga tumbuh 1,04% ke US$ 69,63/barel. Padahal kemarin harga minyak global sama-sama terkoreksi sekitar 1%.
(gus/gus) Next Article OPEC akan Perpanjang Kebijakan Pengurangan Produksi Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular