CT: E-commerce Akan 'Makan' 30% Pasar Ritel Konvensional

Arys Aditya, CNBC Indonesia
22 March 2018 16:03
Pelaku bisnis non-fisik hanya akan mengambil 30% pasar tapi porsi itu sudah cukup mendisrupsi industri, kata Chairul Tanjung.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bos CT Corp Chairul Tanjung memprediksi e-commerce secara rata-rata akan 'memakan' 30% dari total pasar ritel baik secara global dan nasional. Faktor sosial dan budaya ia sebut menjadi penahan ekspansi pedagang online.

CT mengemukakan industri digital yang tengah mendisrupsi segala lini bisnis akan berhadapan dengan sifat alamiah manusia sebagai makhluk sosial yang gemar bersosialisasi.

"It's my prediction, pribadi, bisnis O2O [online-to-offline] adalah keniscayaan. Pemain non-phisically hanya akan mengambil 30% karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Tapi ini sudah cukup mengganggu," ungkapnya dalam diskusi Yayasan Indonesia Forum: How Indonesia Benefited from Industrial Revolution 4.0, Kamis (22/3/2018).

Dia mengemukakan, pemain lama dalam bisnis mau tidak mau harus melakukan adaptasi dan adopsi terhadap perubahan pola industrial akibat internet. CT menegaskan internet of things mengubah lanskap bisnis.

Berdasarkan pengalamannya, pada masa lalu seorang pebisnis hanya harus melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas untuk menjadi nomor satu. Kini, lanjutnya, kunci untuk bersaing adalah kreativitas, inovasi, dan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

"Sebab saat ini, era winner-takes-all. Kalau sudah ada Amazon, tidak ada tempat yang lain. Di China ada Alibaba, yang lain susah hidup. Market leader tidak akan menyisakan ruang untuk pesaingnya," ujarnya.

Tantangan Tenaga Kerja
Selain berbicara dari sisi bisnis, CT juga mengemukakan tantangan bagi pemerintah dalam penanganan tenaga kerja. Revolusi Industri Jilid Empat, paparnya, akan dipenuhi oleh otomatisasi dan robotisasi yang menggerus tenaga kerja manusia.

Dia mencontohkan, upah buruh di Karawang, Jawa Barat, yang saat ini sudah mendekati Rp 4 juta per bulan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang karena inflasi dan kenaikan komponen lainnya

Di waktu yang sama, berbagai penemuan baru bakal menurunkan biaya produksi robot dan perangkat otomasi bagi industri.


"Era otomasi akan mengambil alih fungsi buruh karena ongkos otomasi semakin turun, ongkos buruh semakin naik," tuturnya.

Selain itu, CT mengatakan dalam setiap revolusi industri akan ada perubahan pemain. Perubahan platform bisnis, ujarnya, akan mengubah secara luar biasa para pemainnya. Hal ini, kata Chairul, patut menjadi perhatian pemerintah.

"Di setiap perubahan itu, pasti ada yang kalah tapi ada yang menang. Masalahnya, yang menang selalu lebih sedikit dari yang kalah. Perubahan platform itu mengubah pemain dan yang kalah lebih banyak."
(prm) Next Article Ini Dia Resep CT Bertahan di Era Disrupsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular