
RI Buka Peluang Impor Daging Sapi dari Brasil Jelang Puasa
Arys Aditya, CNBC Indonesia
22 March 2018 09:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mempertimbangkan untuk melakukan impor daging sapi dari Brasil untuk menekan harga saat momentum Hari Raya Idulfitri tahun ini.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan langkah ini dilakukan juga untuk menjamin ketersediaan pasokan ketika permintaan membumbung saat momen tersebut.
"Ya mungkin datang ketika minggu pertama Puasa lah. Jadi ketika Lebaran harga sudah turun karena stoknya banyak," ungkap Darmin di kantornya, Rabu (21/3/2018) malam.
Darmin menjelaskan, saat ini harga daging sapi terpantau masih berada di atas Rp100.000/kg yang dinilai mahal bagi masyarakat. Hal ini, lanjutnya, tidak boleh terjadi ketika momen puasa dan lebaran pada Mei - Juni.
Dia menyebut saat ini pemerintah belum membicarakan besaran volume impor karena kajian baru pada tahap awal.
Menurut Darmin, rapat koordinasi tingkat menteri telah menyepakati untuk melakukan kajian teknis importasi dari negara tersebut.
Menko Perekonomian mencontohkan tim teknis itu akan melihat apakah proses mulai pengembangbiakan hingga pemotongan hewan sudah memenuhi syarat halal.
"Kita tidak mau hanya tergantung pada Australia saja ya. Jadi tim dari Kementerian Pertanian akan ke sana untuk melihat prosesnya apakah sesuai dengan standar kita. Harganya juga lebih murah ketimbang Australia," tuturnya.
(ray/ray) Next Article 259.662 Ton Kebutuhan Daging Dipenuhi dari Impor
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan langkah ini dilakukan juga untuk menjamin ketersediaan pasokan ketika permintaan membumbung saat momen tersebut.
"Ya mungkin datang ketika minggu pertama Puasa lah. Jadi ketika Lebaran harga sudah turun karena stoknya banyak," ungkap Darmin di kantornya, Rabu (21/3/2018) malam.
Dia menyebut saat ini pemerintah belum membicarakan besaran volume impor karena kajian baru pada tahap awal.
Menurut Darmin, rapat koordinasi tingkat menteri telah menyepakati untuk melakukan kajian teknis importasi dari negara tersebut.
Menko Perekonomian mencontohkan tim teknis itu akan melihat apakah proses mulai pengembangbiakan hingga pemotongan hewan sudah memenuhi syarat halal.
"Kita tidak mau hanya tergantung pada Australia saja ya. Jadi tim dari Kementerian Pertanian akan ke sana untuk melihat prosesnya apakah sesuai dengan standar kita. Harganya juga lebih murah ketimbang Australia," tuturnya.
(ray/ray) Next Article 259.662 Ton Kebutuhan Daging Dipenuhi dari Impor
Most Popular