
Pertamina Nantikan Insentif Bangun Kilang
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
19 March 2018 18:07

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengaku telah meminta ke pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, agar ada kebijakan seperti tax holiday, insentif, serta pemberian lahan, agar investasi atas kilang bisa berjalan dengan baik. Sebab hal tersebut sangat berpengaruh atas proses negosiasi investasi kilang.
Dia menilai saat ini insentif yang dihadirkan pemerintah kepada investor belum cukup bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. "Maka dari itu, saat ini Menkeu dan tim sedang mengusahakan hal itu agar bisa lebih baik," kata Massa di Gedung DPR, Senin (19/3/2018).
Dia juga menjelaskan, pengembangan Refinery Unit V Balikpapan saat ini sudah sangat layak untuk memasuki tahap groundbreaking. Hingga akhir tahun lalu, Pertamina mengaku telah mengeluarkan dana sebesar Rp 7 triliun atas pengembangan kilang tersebut.
"Ada 3 pekerjaan, jeti sudah selesai, flare sudah kami pindahkan, program piling segera," kata Massa.
Massa mengaku tahap EPC dan tender sudah dijalankan bertahap untuk mengerjakan beberapa proyek, salah satunya penambahan kapasitas kilang. Bila telah selesai, Massa mengaku jenis BBM yang dapat dihasilkan oleh kilang itu akan menjadi Euro 5, dari sebelumnya Euro 2.
Hal itu disampaikan Massa ketika DPR mempertanyakan perkembangan pembangunan kilang minyak, sebagai salah satu cara meningkatkan pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri.
Massa mengatakan bila aturan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2017 tentang kewajiban penggunaan BBM jenis Euro 4 berlaku, tidak tertutup kemungkinan jumlah impor bisa semakin tinggi. Maka dari itu, kilang-kilang yang saat ini dikembangkan mengedepankan BBM kualitas yang lebih tinggi.
"Kalau kita bicara Euro 4 yang keluar dari Kilang Cilacap, kapasitasnya akan sekitar 300 ribu barel perhari, itu sudah standar Euro 4," kata Massa.
Dia juga menyebut kalau saat ini kebutuhan BBM dalam negeri berkisar 1,6 juta barel per hari, di mana produksi minyak baru mampu menutupi 600.000 barel.
(gus/gus) Next Article Kilang Minyak di Indonesia, Riwayatnya Kini
Dia menilai saat ini insentif yang dihadirkan pemerintah kepada investor belum cukup bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. "Maka dari itu, saat ini Menkeu dan tim sedang mengusahakan hal itu agar bisa lebih baik," kata Massa di Gedung DPR, Senin (19/3/2018).
"Ada 3 pekerjaan, jeti sudah selesai, flare sudah kami pindahkan, program piling segera," kata Massa.
Massa mengaku tahap EPC dan tender sudah dijalankan bertahap untuk mengerjakan beberapa proyek, salah satunya penambahan kapasitas kilang. Bila telah selesai, Massa mengaku jenis BBM yang dapat dihasilkan oleh kilang itu akan menjadi Euro 5, dari sebelumnya Euro 2.
Hal itu disampaikan Massa ketika DPR mempertanyakan perkembangan pembangunan kilang minyak, sebagai salah satu cara meningkatkan pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri.
Massa mengatakan bila aturan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2017 tentang kewajiban penggunaan BBM jenis Euro 4 berlaku, tidak tertutup kemungkinan jumlah impor bisa semakin tinggi. Maka dari itu, kilang-kilang yang saat ini dikembangkan mengedepankan BBM kualitas yang lebih tinggi.
"Kalau kita bicara Euro 4 yang keluar dari Kilang Cilacap, kapasitasnya akan sekitar 300 ribu barel perhari, itu sudah standar Euro 4," kata Massa.
Dia juga menyebut kalau saat ini kebutuhan BBM dalam negeri berkisar 1,6 juta barel per hari, di mana produksi minyak baru mampu menutupi 600.000 barel.
(gus/gus) Next Article Kilang Minyak di Indonesia, Riwayatnya Kini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular