Internasional

Jepang Buka Diri untuk Bertemu Kim Jong Un

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 March 2018 16:51
Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengusahakan pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Foto: Korean Central News Agency (KCNA) via Reuters
Tokyo, CNBC Indonesia - Jepang membuka kesempatan terjadinya pertemuan tingkat tinggi antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk mendiskusikan masalah penculikan warga negara Jepang oleh agen Pyongyang beberapa dekade lalu, kata juru bicara pemerintah Jepang hari Rabu (14/3/2018).

Abe, yang menjadikan isu penculikan sebagai dasar karir politiknya, akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bulan depan di Washington sebelum rencana pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan Kim. Sebelumnya, Kim dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in direncanakan bertemu di bulan April.

Kekhawatiran muncul di Tokyo bahwa kepentingan Jepang, termasuk tentang nasib korban penculikan, mungkin akan dikesampingkan oleh usaha untuk menyelesaikan krisis program nuklir dan misil Korut.

"Penting untuk menyelaraskan kebijakan antara Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan sebelum pertemuan Korsel-Korut dan Korut-AS," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers, seperti dilansir dari Reuters.

"Setelah itu, sementara menjalin kerjasama dengan ketiga negara, kami akan membahas cara untuk menyelesaikan isu nuklir, misil, dan penculikan secara komprehensif. Selama itu, kami ingin mempertimbangkan apa yang jadi lebih efektif dan membahas isu dari sudut pandang itu," tambah Suga.

Pada hari Selasa (13/3/2018), seorang sumber dari pemerintah mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengusahakan pertemuan antara Abe dan Kim. Ia menolak untuk disebutkan identitasnya karena tidak berwenang berbicara ke media.

Seorang anggota dewan mengatakan terlalu dini untuk merencanakan pembicaraan dua arah dengan Pyongyang tentang penculikan tersebut.

"Susunannya adalah pertemuan Korut-Korsel yang diikuti dengan pertemuan Korut-AS. Kami harus lihat bagaimana kedua berjalan terlebih dahulu," katanya, yang sangat berpengalaman dalam urusan diplomasi.


Spekulasi tentang pertemuan Abe-Kim muncul secara periodik, khususnya ketika pamor Abe menurun.

Popularitas perdana menteri sebelumnya, Junichiro Koizumi, menanjak setelah mengunjungi Pyongyang di tahun 2002 dan membawa pulang lima anak korban penculikan di tahun 2004.

Abe sedang menghadapi krisis yang nampaknya terburuk sejak menjabat sebagai perdana menteri karena munculnya keraguan masyarakat akibat dugaan skandal kronisme mengenai diskon penjualan lahan milik negara untuk sebuah sekolah yang terkait dengan istrinya.

Abe menampik tuduhan itu.
(prm) Next Article Kim Jong Un Lempar Kode Akan Bertemu Shinzo Abe

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular