Shinzo Abe Sakit & Kemungkinan Mundur, Ini Skenario Jepang

Thea F, CNBC Indonesia
25 August 2020 18:43
Japan's Prime Minister Shinzo Abe gestures during a press conference at the prime minister's official residence Tuesday, April 7, 2020, in Tokyo. Abe declared a state of emergency for Tokyo and six other prefectures to ramp up defenses against the spread of the coronavirus. (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)
Foto: Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke rumah sakit di Tokyo pada Senin (24/8/2020) lalu rupanya menimbulkan kekhawatiran.

Ditulis AFP,  dari media lokal Jepang, Abe sebelumnya disebut mengalami gangguan kesehatan. Bahkan, ia dikabarkan sempat muntah darah. Namun hal tersebut dibantah Juru Bicara Pemerintah Yoshihide Suga. Ia menegaskan sang PM dalam keadaan sehat.

Namun hal tersebut tetap menimbulkan kekhawatiran yang menyangkut apakah Abe dapat bertahan sebagai perdana menteri ekonomi terbesar ketiga di dunia dan sebagai ketua partai yang berkuasa hingga September 2021 mendatang.

Menurut media lokal Jepang, Abe sendiri sudah berencana mengadakan konferensi pers tentang kesehatannya minggu ini. Dia diperkirakan akan merombak kabinetnya dan posisi puncak partai yang berkuasa bulan depan.

Japan's Prime Minister Shinzo Abe gestures during a press conference at the prime minister's official residence Tuesday, April 7, 2020, in Tokyo. Abe declared a state of emergency for Tokyo and six other prefectures to ramp up defenses against the spread of the coronavirus. (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)Foto: Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)



Sesi tambahan parlemen kemungkinan akan dimulai Oktober atau nanti, dan pemilihan majelis rendah parlemen yang setidaknya akan diadakan pada akhir Oktober 2021.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, setidaknya ada dua prosedur yang harus diikuti jika Abe sakit dan tidak mampu memimpin kembali, atau jika ia mengundurkan diri.

Jika Abe Sakit, Perannya Akan Digantikan Sementara oleh Menteri Negara

Undang-undang kabinet Jepang pasal 9 mengatakan bahwa jika seorang perdana menteri dilarang menjalankan fungsinya, atau jabatannya kosong, menteri negara yang telah ditunjuk sebelumnya akan menjalankan peran tersebut untuk sementara.

Dalam skenario seperti itu, Wakil Perdana Menteri Taro Aso, yang merangkap sebagai menteri keuangan, berada di baris pertama untuk menggantikan Abe, diikuti oleh Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.

Perpindahan tersebut bisa bersifat sementara, misalnya jika Abe dirawat di rumah sakit tetapi diharapkan dapat melanjutkan tugasnya setelah itu.

Undang-undang tidak membatasi berapa lama pejabat perdana menteri bisa tinggal. Pada bulan April 2000, setelah Perdana Menteri Keizo Obuchi menderita stroke dan koma, Mikio Aoki, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris kabinet, turun tangan selama beberapa hari sampai pemimpin baru partai dan perdana menteri terpilih.

Seorang pejabat perdana menteri tidak dapat mengadakan pemilihan cepat tetapi dapat mengawasi kompilasi anggaran, membuat perjanjian, dan memerintahkan mobilisasi militer.

Jika Abe Mengundurkan Diri, Negara Langsung Mengadakan Pemilihan PM

Jika Abe mengumumkan niat untuk mundur, itu akan memicu pemilihan dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk menggantikannya sebagai presiden, diikuti dengan pemungutan suara di parlemen untuk memilih perdana menteri baru.

Abe dan kabinetnya akan terus menjalankan pemerintahan sampai perdana menteri baru terpilih, tetapi tidak dapat mengadopsi atau membuat kebijakan baru. Pemenang pemilihan partai kemudian akan memegang jabatan tersebut hingga akhir masa jabatan Abe pada September 2021.

Presiden LDP yang baru hampir memastikan jabatan perdana menteri karena partai tersebut memiliki mayoritas di majelis parlemen.

Biasanya, partai harus mengumumkan pemilihan pemimpinnya sebulan sebelumnya, dan anggota parlemennya memberikan suara bersama dengan anggota akar rumput.

Namun, dalam kasus pengunduran diri mendadak, pemungutan suara yang luar biasa harus dilakukan "secepat mungkin" dengan peserta dipersempit menjadi anggota parlemen dan perwakilan dari partai lokal.

Pada tahun 2007, misalnya, LDP mengadakan pemilihan kepemimpinan dalam waktu 11 hari setelah pengunduran diri Abe yang tiba-tiba, yang menutup tahun bermasalah dalam jabatannya saat ia memiliki kesehatan yang memburuk saat itu.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'PM Shinzo Abe adalah Sosok yang Berintegritas & Bijaksana'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular