Industri Dukung Mendag, Siap Setop Ekspor Semua CPO ke Eropa

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
09 March 2018 17:47
Apabila Uni Eropa melarang penggunaan CPO sebagai bahan baku biofuel, pengusaha sawit siap hentikan ekspor seluruh produk CPO ke Eropa.
Foto: Ist/astra.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha industri kelapa sawit nasional mendukung rencana Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersikap tegas terhadap Uni Eropa yang berencana melarang penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku biofuel mulai 2021.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Danang Girindrawardana mengatakan asosiasi bahkan dapat merekomendasikan ke anggotanya untuk menghentikan seluruh ekspor CPO dan produk turunannya ke Eropa.

"Kombinasi produk susu, cokelat, dan produk perawatan kulit dari Eropa, kategori produk-produk ini menggunakan bahan baku dan bahan penolong dari CPO foodgrade," ujar Danang saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (9/3/2018). 


Dia mengatakan dihentikan seluruh produk ekspor CPO ke Eropa dapat membuat produsen makanan dan minuman, serta personel care yang masuk dalam fast moving consumer goods kesulitan memperoleh bahan baku.  

Danang menuturkan pemerintah juga bisa memperluas blokir produk dari Eropa, tidak hanya sebatas wine dan dairy product seperti yang direncanakan, namun juga ke produk otomotif yang nilainya sebanding dengan ekspor biofuel berbasis CPO ke Uni Eropa.  

"Pemerintah bisa memikirkan kategori lain yang sebanding dengan ekspor CPO biofuel, misalnya produk otomotif dari pabrikan Eropa, seperti Jerman," kata Danang. 


Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita siang ini mengatakan pemerintah siap melakukan perang dagang dengan Uni Eropa apabila larangan penggunaan CPO sebagai bahan baku biofuel yang diajukan Parlemen Eropa benar-benar diberlakukan pada tahun 2021. 

"Kalau trade war sudah dilakukan itu kita siap. Kita diganggu sawitnya, kita ganggu wine. Saya mau ketemu Dubes Prancis, saya bilang dairy product mereka bisa kita ganggu. Izin impornya di saya. Saya [bisa] tidak keluarkan," ujar Enggar.
(ray/ray) Next Article Apesnya Pengusaha Sawit: Harga Naik 1,5%, Biaya Produksi 4,9%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular