
Perang Dagang RI - Eropa, Prancis Terancam Kehilangan Rp 1 T
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
09 March 2018 16:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bereaksi keras terhadap rencana Uni Eropa melarang penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk bahan baku biofuel mulai 2021.
Enggar menegaskan Indonesia bisa melakukan hal serupa yakni melarang produk-produk asal Eropa masuk ke Tanah Air.
Tahap awal, Mendag menyatakan Indonesia, negara eksportir CPO terbesar, bisa menutup kran impor minuman beralkohol wine dan produk olahan susu (dairy product) asal Prancis.
"Trade war sudah dilakukan itu kita siap. Kita diganggu sawitnya, kita ganggu wine. Saya mau ketemu Dubes Prancis, saya bilang dairy product mereka bisa kita ganggu. Izin impornya di saya. Saya tidak keluarkan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan terbang ke Eropa untuk membahas rencana pelarangan CPO oleh Uni Eropa itu.
Lantas seberapa besar impor RI untuk komoditas wine dan dairy product dari Prancis?
Mari kita lihat dulu secara total impor wine yang dilakukan Indonesia. Sepanjang 2016, tercatat wine impor masuk ke RI sebanyak 1.751,89 ton dengan nilai US$ 6,83 juta (Rp 92,20 miliar). Dari volume tersebut, impor dari Prancis adalah US$ 1,41 juta.
Prancis bukan eksportir terbesar wine ke Indonesia. Namun di dalam daftar tiga besar, ada di Italia yang merupakan salah satu negara Eropa.
Beralih ke dairy product, total impor Indonesia untuk produk-produk itu pada 2016 cukup besar yakni mencapai US$ 832,41 juta dan khusus dari Prancis US$ 85,25 juta.
Menariknya, dari 10 besar negara yang mengekspor dairy product ke Indonesia, terdapat 6 negara asal Uni Eropa, dengan total nilai impor mencapai US$ 231,66 juta.
Dengan catatan tersebut, apabila Indonesia jadi melarang ekspor dari Prancis, negeri anggur tersebut berpotensi kehilangan US$ 86,66 juta (sekitar Rp 1,2 Triliun) dari total ekspor wine dan dairy product ke Indonesia.
(ray/ray) Next Article Sawit & Salmon Hambat Tuntasnya Pembahasan RI-EFTA CEPA
Enggar menegaskan Indonesia bisa melakukan hal serupa yakni melarang produk-produk asal Eropa masuk ke Tanah Air.
Tahap awal, Mendag menyatakan Indonesia, negara eksportir CPO terbesar, bisa menutup kran impor minuman beralkohol wine dan produk olahan susu (dairy product) asal Prancis.
Dalam waktu dekat, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan terbang ke Eropa untuk membahas rencana pelarangan CPO oleh Uni Eropa itu.
Lantas seberapa besar impor RI untuk komoditas wine dan dairy product dari Prancis?
Mari kita lihat dulu secara total impor wine yang dilakukan Indonesia. Sepanjang 2016, tercatat wine impor masuk ke RI sebanyak 1.751,89 ton dengan nilai US$ 6,83 juta (Rp 92,20 miliar). Dari volume tersebut, impor dari Prancis adalah US$ 1,41 juta.
![]() |
Beralih ke dairy product, total impor Indonesia untuk produk-produk itu pada 2016 cukup besar yakni mencapai US$ 832,41 juta dan khusus dari Prancis US$ 85,25 juta.
![]() |
Dengan catatan tersebut, apabila Indonesia jadi melarang ekspor dari Prancis, negeri anggur tersebut berpotensi kehilangan US$ 86,66 juta (sekitar Rp 1,2 Triliun) dari total ekspor wine dan dairy product ke Indonesia.
(ray/ray) Next Article Sawit & Salmon Hambat Tuntasnya Pembahasan RI-EFTA CEPA
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular