
Kadin Minta Pemerintah Pastikan UE Batal Larang Impor CPO
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
06 March 2018 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Kadin meminta pemerintah menekan Uni Eropa agar tidak melarang penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku biofuel pada 2021.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan industri kelapa sawit di Indonesia melibatkan 13 juta orang sehingga pelarangan CPO itu dipastikan berdampak luas di dalam negeri.
"Pokoknya kami minta jangan sampai peraturan itu diberlakukan. Kita harus fight, enggak bisa nggak, karena industri kelapa sawit secara tidak langsung melibatkan 13 juta orang," jelasnya, Selasa (6/3/2018).
Rosan menambahkan pemerintah bisa menggunakan isu CPO ini sebagai alat negosiasi dalam perundingan Indonesia - EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EU CEPA).
"Indonesia sedang negosiasi EU CEPA, ini bisa kita pakai sebagai alat negosiasi," ujar dia.
Dia menambahan Indonesia adalah salah satu eksportir CPO terbesar di dunia sehingga juga harus dapat membuktikan kepada Uni Eropa bahwa industri kelapa sawit dalam negeri ramah lingkungan.
"Concern parlemen Eropa kan dikatakan kita tidak ramah lingkungan, kebun kelapa sawit kita mengakibatkan deforestasi dan sebagainya. Memang diperlukan lobi-lobi dari pemerintah dan pelaku usaha, kita harus memaparkan bahwa selama ini kita sudah mempraktikkan bisnis yang ramah lingkungan dan sustainable," kata Rosan.
Dia menuturkan Kadin juga sudah bekerjasama dengan Kadin Malaysia dalam meyakinkan otoritas di Eropa bahwa CPO adalah komoditas efisen untuk digunakan sebagai biofuel, dibandingkan dengan minyak dari biji bunga matahari atau minyak nabati lainnya.
(ray/ray) Next Article RI Mulai Misi Penyelamatan Ekspor CPO ke Eropa
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan industri kelapa sawit di Indonesia melibatkan 13 juta orang sehingga pelarangan CPO itu dipastikan berdampak luas di dalam negeri.
"Pokoknya kami minta jangan sampai peraturan itu diberlakukan. Kita harus fight, enggak bisa nggak, karena industri kelapa sawit secara tidak langsung melibatkan 13 juta orang," jelasnya, Selasa (6/3/2018).
"Indonesia sedang negosiasi EU CEPA, ini bisa kita pakai sebagai alat negosiasi," ujar dia.
Dia menambahan Indonesia adalah salah satu eksportir CPO terbesar di dunia sehingga juga harus dapat membuktikan kepada Uni Eropa bahwa industri kelapa sawit dalam negeri ramah lingkungan.
"Concern parlemen Eropa kan dikatakan kita tidak ramah lingkungan, kebun kelapa sawit kita mengakibatkan deforestasi dan sebagainya. Memang diperlukan lobi-lobi dari pemerintah dan pelaku usaha, kita harus memaparkan bahwa selama ini kita sudah mempraktikkan bisnis yang ramah lingkungan dan sustainable," kata Rosan.
Dia menuturkan Kadin juga sudah bekerjasama dengan Kadin Malaysia dalam meyakinkan otoritas di Eropa bahwa CPO adalah komoditas efisen untuk digunakan sebagai biofuel, dibandingkan dengan minyak dari biji bunga matahari atau minyak nabati lainnya.
(ray/ray) Next Article RI Mulai Misi Penyelamatan Ekspor CPO ke Eropa
Most Popular