RI Tunggu Perkembangan di AS Soal Kebijakan Baja Trump

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 March 2018 11:47
Indonesia memilih bersikap menunggu tentang kelanjutan rencana penetapan bea masuk baja dan aluminium di AS, sebelum menentukan kebijakan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memilih menunggu dan mengikuti perkembangan terkini tentang rencana Amerika Serikat menerapkan bea masuk baja sebesar 25% dan aluminium 10%.  

Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian, hari ini Selasa (6/3/2018). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan di AS sendiri rencana tersebut masih menjadi perdebatan antara Presiden Donald Trump dan kongres. 

Dia menyayangkan apabila nantinya rencana Trump tersebut menjadi pemicu perang dagang di dunia.
 

"Kami lihat dulu dinamika di AS, sedang diperdebatkan Presiden dan kongres. Kalau ada terjadi retorika saling membalas tarif, sejarah dunia, kalau perang dagang pasti akan berdampak buruk pada dunia," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, usai rapat koordinasi. 


Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan terlalu dini bagi Indonesia bereaksi atas rencana Trump tersebut.  

"Terlalu dinilah kalau kita beraksi. Kami rapat koordinasi dulu dengan menteri perindustrian dan menteri perdagangan," jelas Darmin. 

Dia mengatakan secara tidak langsung penerapan bea masuk oleh Trump itu diperkirakan berdampak tidak langsung terhadap Indonesia. Bukan tidak mungkin, beberapa negara memindahkan alokasi ekspor baja ke Indonesia. 


Selama ini, mantan Gubernur Bank Indonesia itu tak memungkiri bahwa mayoritas kebutuhan baja nasional dipenuhi dari China. 

Sebagai informasi, negeri Tirai Bambu sepanjang 2017 menguasai pasar baja di dunia dengan berkontribusi hingga 39,6% terhadap total produksi global.
(ray/ray) Next Article Kadin: Trump Kenakan Bea Masuk, Negara Produsen Baja Incar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular