Tiket dari dan ke Singapura Mahal, Permintaan Diyakini Turun

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
05 March 2018 15:52
Bandara Changi akan menaikkan tarif penumpang dan maskapai untuk pembangunan infrastruktur baru.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi maskapai nasional atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menilai kenaikan tarif bagi penumpang pesawat di Bandara Changi akan melemahkan permintaan penerbangan dari dan ke Singapura.  

Seperti diketahui, Bandara Changi menetapkan tarif penumpang atau yang disebut sebagai passenger charge senilai US$ 47,30 (Rp 493.000) mulai 1 Juli 2018, naik dari saat ini US$ 34. Tarif itu dikenakan bagi seluruh penumpang pesawat yang berangkat dari Bandara Changi.  

Selain itu, Changi juga menaikkan tarif bagi maskapai yakni untuk biaya pendaratan, parkir pesawat dan penggunaan aviobridge atau garbarata.
Sekjen INACA Tengku Burhanuddin mengatakan tarif penumpang hingga hampir Rp 500.000 itu terlalu tinggi bagi Indonesia.  

"Harga tiketnya saja ada yang dijual tidak lebih dari dua kali passenger charge, ada tiket yang dijual Rp 800.000 sekarang," jelasnya, Senin (5/3/2018). 

Dia memperkirakan masyarakat Indonesia akan mempertimbangkan pilihan tempat berlibur selain Singapura.  


"Masyarakat punya alternatif lain, mereka akan pikir-pikir dulu. Kalau ke Singapura, pulangnya mahal," ujarnya.  

Jalur penerbangan Jakarta - Singapura merupakan rute tersibuk ke-tiga di dunia berdasarkan AOG, perusahaan travel intelligence yang berbasis di Inggris.  

Pada 2017 terdapat 26.872 penerbangan di rute tersebut dengan maskapai yang melayani antara lain Jetstar Asia, Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, AirAsia Indonesia, Singapore Airlines dan Scoot.


(ray/ray) Next Article Lion & AirAsia: Pasar dari dan ke Singapura Akan Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular