
AP II Cari Utang Bank Hingga Rp 10 T
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 March 2018 20:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Operator bandara PT Angkasa Pura II mencari pendanaan perbankan sebesar Rp 8 - Rp 10 triliun pada tahun ini.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pinjaman itu guna memenuhi belanja modal sebesar Rp 18,7 triliun untuk pembangunan sejumlah infrastruktur di bandar yang dikelola perseroan.
(ray/ray) Next Article Bandara Mulai Ramai, Tanda-Tanda Ekonomi Bangkit?
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pinjaman itu guna memenuhi belanja modal sebesar Rp 18,7 triliun untuk pembangunan sejumlah infrastruktur di bandar yang dikelola perseroan.
Sisa kebutuhan belanja modal, jelasnya, akan dipenuhi dari kas internal dan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun. Adapun PMN itu khusus untuk pembebasan lahan dan pembangunan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta.
"Kami sudah pernah terbitkan obligasi sekitar Rp 2 triliun pada akhir 2015. Tahun ini ruang untuk peminjaman komersial kami masih longgar jadi fokus ke situ," ujarnya di JCC, Sabtu (3/3/2018).
Mulai 1 Maret 2018, AP II juga menaikkan passenger service charge (PSC) di Bandara Soekarno-Hatta. PSC ini merupakan salah satu pos pendapatan terbesar AP II. Awaluddin mengatakan sudah sembilan tahun PSC tidak dinaikkan.
Menurutnya, kenaikan PSC juga diimbangi dengan adanya meningkatnya pelayanan.
"Anda bisa lihat sendiri dulu tidak ada stasiun kereta, kereta bandara dan skytrain. Sekarang sudah ada. Dulu belum ada Terminal 3, sekarang sudah ada," katanya
"Kami sudah pernah terbitkan obligasi sekitar Rp 2 triliun pada akhir 2015. Tahun ini ruang untuk peminjaman komersial kami masih longgar jadi fokus ke situ," ujarnya di JCC, Sabtu (3/3/2018).
Menurutnya, kenaikan PSC juga diimbangi dengan adanya meningkatnya pelayanan.
"Anda bisa lihat sendiri dulu tidak ada stasiun kereta, kereta bandara dan skytrain. Sekarang sudah ada. Dulu belum ada Terminal 3, sekarang sudah ada," katanya
(ray/ray) Next Article Bandara Mulai Ramai, Tanda-Tanda Ekonomi Bangkit?
Most Popular