Internasional

Siap-siap, Changi Akan Kenakan Biaya Tambahan untuk Penumpang

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 March 2018 16:35
Otoritas Singapura mengatakan mulai 1 April 2024 total biaya keberangkatan untuk penumpang dari Bandara Changi akan naik menjadi $62,30.
Foto: Reuters
Singapura, CNBC Indonesia - Penumpang yang saat ini membayar sekitar SG$34 (Rp 352.811) untuk terbang keluar dari Bandara Changi di Singapura akan diwajibkan membayar tambahan $13,3 mulai 1 Juli mendatang. Selisih dana tersebut akan digunakan untuk membantu mendanai rencana ekspansi besar bandara yang bertujuan memperkuat status Singapura sebagai pusat penerbangan utama.

Para penumpang yang transit di Changi harus membayar biaya tambahan $3 untuk setiap penerbangan yang akan ditambahkan ke dalam komponen harga tiket mereka.


Maskapai juga akan dikenakan biaya lebih untuk parkir pesawat dan biaya pendaratan, kata Kementerian Transportasi, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura, dan Changi Airport Group hari Rabu (28/2/2018) sebagaimana dilansir dari The Straits Times.

Pihak berwenang mengatakan mulai 1 April 2024 total biaya keberangkatan untuk penumpang dari Bandara Changi akan naik menjadi $62,30.

Pengenaan tarif yang lebih tinggi itu terjadi bahkan ketika otoritas mengatakan sebagian besar biaya untuk pembangunan Changi East, yang mencakup pembangunan Terminal 5, akan ditanggung oleh Pemerintah dan Changi Airport Group (CAG), yang mengoperasikan bandara.

Tidak jelas apakah biaya keberangkatan akan dikurangi saat pembangunan Changi East selesai dan T5 dibuka pada tahun 2030.

Biaya keberangkatan terdiri dari biaya layanan penumpang dan keamanan, biaya retribusi penerbangan, dan retribusi pembangunan bandara baru.

The Sunday Times telah melaporkan pada bulan Januari bahwa biaya penumpang akan meningkat antara $10 sampai $15 untuk membantu membiayai pembangunan, yang mencakup landasan pacu ketiga, pekerjaan perbaikan tanah di lokasi seluas lebih dari 1.000 hektar, dan pembangunan saluran pembuangan dan terowongan besar-besaran, yang beberapa di antaranya akan digunakan untuk jalur memindahkan bagasi dan penumpang dari terminal T5 ke bandara saat ini.

Total biaya diperkirakan akan mencapai puluhan miliar, ujar Pemerintah pada hari Rabu, tanpa membocorkan angka pengeluaran sebenarnya.

Setelah selesai, T5 diharapkan bisa menampung hingga 70 juta penumpang per tahun - lebih banyak dari kombinasi T1, T2, dan T3. Namun, landasan pacu ketiga yang dibangun pada proyek yang sama akan beroperasi pada awal 2020-an sebelum T5 selesai.

"Changi East adalah investasi kami untuk mengamankan masa depan Singapura. Kami perlu meningkatkan lalu lintas udara saat semakin banyak penduduk Singapura melakukan perjalanan. Pada saat yang sama, kami ingin meneruskan pertumbuhan kawasan ini. Kami melakukan semua ini untuk memastikan bahwa Singapura tetap menjadi pusat udara utama di kawasan ini," ujar Direktur Jenderal CAAS Kevin Shum kepada wartawan.

Menteri Perhubungan Khaw Boon Wan menekankan dalam sebuah post Facebook bahwa Pemerintah akan menjadi penyandang dana utama melalui hibah, sementara CAAS dan CAG akan menggunakan cadangan dan surplus masa depan mereka untuk membantu mendanai T5.

"Pengguna bandara, seperti maskapai penerbangan dan penumpang juga harus mengambil bagian dalam mendanai proyek ini ... Pemerintah dan masyarakat bandara ikut berkontribusi di proyek merupakan cara yang adil untuk membiayai proyek tersebut, yang akan memberi manfaat bagi masyarakat kita, bisnis, dan ekonomi Singapura."

CAG mengatakan bandara sudah melayani 62,2 juta penumpang pada tahun 2017, dan diperkirakan akan naik seiring bertambahnya permintaan untuk perjalanan udara di kawasan Asia Pasifik, yang diproyeksikan akan meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade ke depan.

Berdasarkan proyeksi tersebut, kapasitas pelayanan bandara yang saat ini sebesar 85 juta penumpang per tahun, diperkirakan akan dimanfaatkan sepenuhnya pada akhir 2020-an.

"Tanpa perluasan lebih lanjut, standar layanan mungkin turun, penumpang bisa mengalami penundaan penerbangan," ujar pihak bandara.

Bandara lain juga telah mengeluarkan biaya pengguna untuk mendukung rencana pertumbuhan.

Pada 2016, Bandara Internasional Hong Kong, yang membangun landasan pacu ketiga yang direncanakan selesai pada tahun 2024, mulai mengenakan biaya tambahan sekitar HK$70 sampai HK$180 (S$11,85 sampai S$30,50) per penumpang.

Juga pada tahun 2016, bandara di Dubai, Uni Emirat Arab dan Doha di Qatar memperkenalkan pajak keberangkatan bagi para pelancong - sekitar $13 - untuk membantu mendanai proyek perluasan yang sedang berlangsung.


Asosiasi Transportasi Udara Internasional, suatu badan global maskapai penerbangan, telah berulang kali mengatakan bahwa hal itu bagaimanapun juga tidak cukup mendanai pra-pendanaan, di mana perusahaan penerbangan harus membayar layanan dan fasilitas yang saat ini tidak mereka gunakan.

"Meskipun Pemerintah (Singapura) akan menanggung sebagian besar biaya untuk pengembangan Changi East dan Terminal 5, namun kami masih kecewa dengan keputusan untuk melanjutkan model pra-pendanaan meskipun mendapat tanggapan dari industri." ujar wakil presiden regional wilayah Asia Pasifik, Conrad Clifford, kepada The Straits Times.

"Kami juga berharap ada transparansi mengenai biaya yang diproyeksikan untuk Changi East dan Terminal 5, dan bagaimana pembagian biaya antara Pemerintah, CAG, maskapai penerbangan, dan penumpang."

"Membuat perjalanan udara lebih mahal bagi penumpang akan berdampak negatif pada perjalanan dan pariwisata, dan bisa berdampak pada kontribusi penerbangan terhadap ekonomi. Kenaikan biaya untuk maskapai penerbangan juga dapat mempengaruhi kelayakan finansial layanan mereka ke dan dari bandara."
(prm) Next Article Wow, Konektivitas di Bandara Soetta Kalahkan KLIA Malaysia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular