
Internasional
Pajak Barang dan Jasa Singapura Naik dari 7% Jadi 9%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 February 2018 18:26

Singapura, CNBC Indonesia — Pemerintah Singapura akhirnya menaikkan pajak barang dan jasa (GST) dari 7% menjadi 9%. Rencana kenaikan tarif pajak ini akan rencanya akan dilakukan antara tahun 2021 hingga 2025.
Kenaikan tarif ini seiring dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan, infrastruktur serta keamanan dan diprediksi untuk naik lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang.
Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat mengatakan lewat Pernyataan Anggaran di Parlemen, Senin (19/2/2018), bahwa peningkatan tersebut akan diterapkan di waktu yang tepat antara tahun 2021 sampai 2025.
Waktu yang tepat tergantung pada tiga faktor, yaitu kondisi perekonomian Singapura, berapa banyak pengeluaran negara tumbuh dan seberapa optimis pajak Singapura saat ini. Namun, Heng menambahkan bahwa ia berharap pemerintah dapat melakukan hal tersebut secepatnya daripada terlambat.
Heng menjelaskan kenaikan GST itu “diperlukan karena masih ada kesenjangan bahkan setelah menjelajahi pilihan-pilihan yang bervariasi untuk mengelola pengeluaran masa mendatang lewat pengeluaran bijaksana, menabung dan meminjam untuk infrastruktur,” ujarnya seperti dilansir dari The Strait Times.
Dia mengatakan peningkatan 2% tersebut akan memberi pemerintah pendapatan senilai hampir 0,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura per tahun.
GST adalah cukai pajak konsumsi berbasis luas terhadap hampir semua barang dan jasa di Singapura. Kali terakhir GST dinaikkan lebih dari sepuluh tahun lalu di tahun 2007, ketika nilainya meningkat dari 5% ke 7%.
Kenaikan GST muncul setelah antisipasi berbulan-bulan. Ekonom senior DBS Irvin Seah sebelumnya mengatakan pada bulan November bahwa dia memprediksi GST akan dinaikkan sebanyak 2% di Anggaran 2018. Ia memprediksi kenaikan mengejutkan tersebut akan diterapkan selama dua tahun.
Tahun lalu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura akan menaikkan pajak seiring dengan peningkatan pengeluaran pemerintah, memicu spekulasi di antara ekonom dan spesialis pajak tentang jenis peningkatan dan waktu penerapannya.
Sembilan dari 10 ekonom yang dikumpulkan oleh Reuters memprediksi kenaikan, dengan pembuat kebijakan mengarahkan perlunya peningkatan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sosial di masa depan di tengah populasi yang menua dengan cepat.
Pada hari Senin, Heng berkata pemerintah akan terus menyerap GST pada fasilitas pendidikan dan kesehatan yang disubsidi secara terbuka.
Pemerintah juga akan menambah skema voucher GST permanen ketika GST dinaikkan untuk menyediakan bantuan lebih bagi keluarga berpenghasilan rendah dan warga negara senior. Saat ini, sekitar US$ 800 juta (Rp 10,8 triliun) dikeluarkan setiap tahun di bawah skema ini. Pemerintah akan menambahkan dana untuk GST sebanyak US$ 2 miliar tahun ini.
Akan ada juga paket offset dalam satu periode untuk membantu warga Singapura menyesuaikan diri ketika peningkatan GST diterapkan. Keluarga dengan pendapatan rendah dan menengah akan menerima lebih banyak bantuan. Heng mengatakan keterangan lebih lanjut tentang peningkatan GST akan dipublikasikan ketika waktu penerapannya sudah ditentukan.
(roy/roy) Next Article Singapura Siap Naikkan Pajak Penjualan
Kenaikan tarif ini seiring dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan, infrastruktur serta keamanan dan diprediksi untuk naik lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang.
Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat mengatakan lewat Pernyataan Anggaran di Parlemen, Senin (19/2/2018), bahwa peningkatan tersebut akan diterapkan di waktu yang tepat antara tahun 2021 sampai 2025.
Heng menjelaskan kenaikan GST itu “diperlukan karena masih ada kesenjangan bahkan setelah menjelajahi pilihan-pilihan yang bervariasi untuk mengelola pengeluaran masa mendatang lewat pengeluaran bijaksana, menabung dan meminjam untuk infrastruktur,” ujarnya seperti dilansir dari The Strait Times.
Dia mengatakan peningkatan 2% tersebut akan memberi pemerintah pendapatan senilai hampir 0,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura per tahun.
GST adalah cukai pajak konsumsi berbasis luas terhadap hampir semua barang dan jasa di Singapura. Kali terakhir GST dinaikkan lebih dari sepuluh tahun lalu di tahun 2007, ketika nilainya meningkat dari 5% ke 7%.
Kenaikan GST muncul setelah antisipasi berbulan-bulan. Ekonom senior DBS Irvin Seah sebelumnya mengatakan pada bulan November bahwa dia memprediksi GST akan dinaikkan sebanyak 2% di Anggaran 2018. Ia memprediksi kenaikan mengejutkan tersebut akan diterapkan selama dua tahun.
Tahun lalu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura akan menaikkan pajak seiring dengan peningkatan pengeluaran pemerintah, memicu spekulasi di antara ekonom dan spesialis pajak tentang jenis peningkatan dan waktu penerapannya.
Sembilan dari 10 ekonom yang dikumpulkan oleh Reuters memprediksi kenaikan, dengan pembuat kebijakan mengarahkan perlunya peningkatan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sosial di masa depan di tengah populasi yang menua dengan cepat.
Pada hari Senin, Heng berkata pemerintah akan terus menyerap GST pada fasilitas pendidikan dan kesehatan yang disubsidi secara terbuka.
Pemerintah juga akan menambah skema voucher GST permanen ketika GST dinaikkan untuk menyediakan bantuan lebih bagi keluarga berpenghasilan rendah dan warga negara senior. Saat ini, sekitar US$ 800 juta (Rp 10,8 triliun) dikeluarkan setiap tahun di bawah skema ini. Pemerintah akan menambahkan dana untuk GST sebanyak US$ 2 miliar tahun ini.
Akan ada juga paket offset dalam satu periode untuk membantu warga Singapura menyesuaikan diri ketika peningkatan GST diterapkan. Keluarga dengan pendapatan rendah dan menengah akan menerima lebih banyak bantuan. Heng mengatakan keterangan lebih lanjut tentang peningkatan GST akan dipublikasikan ketika waktu penerapannya sudah ditentukan.
(roy/roy) Next Article Singapura Siap Naikkan Pajak Penjualan
Most Popular