Menperin Usulkan Bea Masuk 5% & PPnBM 0% untuk Mobil Listrik

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
26 February 2018 14:35
Insentif fiskal diperlukan mobil listrik agar harga dapat bersaing dengan mobil konvensional di Tanah Air.
Foto: CNBC Indonesia/Samuel Pablo
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta Badan Kebijakan Fiskal untuk menetapkan bea masuk sebesar 5% dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) 0% untuk mobil listrik yang diimpor.  

Menperin mengatakan harga kendaraan listrik di pasar nasional saat ini lebih mahal 30% dari kendaraan konvensional. Dia menuturkan insentif fiskal khusus bagi mobil listrik itu demi memenuhi target peta jalan nasional pengembangan kendaraan rendah emisi (low carbon emission vehicle/LCEV).  

Adapun dalam peta jalan tersebut pemerintah menargetkan 20% kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus ramah lingkungan atau menghasilkan emisi karbon sangat rendah, termasuk didalamnya adalah mobil listrik.  

"Insentif untuk konsumen mobil listrik kami minta bea masuk 5% dan PPnBM 0%, tapi masih dalam pembahasan antara kementerian/lembaga. Saya harap dalam satu bulan bisa finalisasi," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (26/2/2018). 


Apabila mendapat insentif fiskal, harga mobil listrik akan lebih murah dari saat ini dan menciptakan pasar sehingga nantinya berdampak pada industrialisasi di kendaraan jenis tersebut di Tanah Air. 

Menperin juga meminta agar Kementerian Keuangan memberikan insentif fiskal seperti tax allowance kepada swasta yang ingin mengembangkan kendaraan berbasis listrik khususnya pemotongan pajak lebih besar bagi inovasi dan pengembangan riset kendaraan listrik.  



"Insentif yang diajukan adalah pengembangan pusat penelitian bagi komponen motor listrik, baterai dan power control unit, juga optimalisasi penggunaan komponen lokal," tuturnya.  

Airlangga menekankan pemerintah juga ingin komponen-komponen dalam mobil listrik seperti baterai juga dapat diproduksi di dalam negeri.  

CEO Mitsubishi Motors Corporation Osamu Masuko mengatakan saat ini baterai bagi mobil listrik di Asia masih diproduksi di Jepang, Korea Selatan dan China.

Mobil listrik Mitsubishi yang hari ini diserahkan ke RI adalah SUV hybrid Outlander dan mobil bertenaga murni listrik i-MiEV. Pada kendaraan hybrid, listrik bisa juga disimpan dan dialiri ke rumah tangga sehingga berperan seperti genset. Airlangga mengatakan hal ini dapat digunakan saat bencana terjadi.


(ray/ray) Next Article Ini Bentuk Kerja Sama RI - Mitsubishi Soal Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular