
Internasional
Tarif Baru Dikenakan, Inflasi Arab Saudi Melonjak di Januari
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 February 2018 07:35

Riyadh, CNBC Indonesia - Inflasi Arab Saudi naik tajam di bulan Januari setelah pemerintah menerapkan serangkaian kebijakan kenaikan harga untuk mendorong pendapatan non-migas, menurut pernyataan pejabat pemerintahan hari Minggu (25/2/2018).
Dilansir dari AFP, indeks harga konsumen Arab mencatatkan inflasi sebesar 3% di bulan Januari dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagaimana diumumkan Otoritas Statistik Umum di situsnya.
Inflasi bahkan tercatat lebih tinggi lagi di bulan Desember sebesar 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebelumnya, negara kaya minyak itu mengalami deflasi di hampir sepanjang 2017 karena ekonomi melemah akibat rendahnya harga minyak. Namun, Riyadh kemudian menerapkan pajak dan tarif baru sebagai upaya mencari sumber pendapatan negara yang baru selain minyak.
Tahun lalu, pemerintah Arab menaikkan harga tembakau dua kali lipat, meningkatkan harga minuman ringan dan minuman berenergi, serta mengenakan pajak tinggi bagi ekspatriat dan tanggungannya
Di bulan Januari, harga bahan bakar minyak naik hampir dua kali lipat, begitu pula tarif listrik yang melonjak tajam, dan diterapkannya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5% untuk kali pertama dalam sejarah.
Selama 12 bulan terakhir, biaya transportasi naik 10,5% sementara makanan dan minuman lebih mahal 6,7%, menurut data pemerintah. Komponen harga tersebut menjadi sebab utama tingginya inflasi di Januari.
Arab mengalami defisit anggaran negara sejak 2014 setelah harga minyak turun tajam. Kerajaan Arab telah menarik sekitar US$250 miliar (Rp 3,4 kuadriliun) dari cadangan keuangannya untuk membiayai defisit empat tahun terakhir.
(prm) Next Article Menelusuri PPN 5% Arab Saudi dan Dampak ke Biaya Haji & Umrah
Dilansir dari AFP, indeks harga konsumen Arab mencatatkan inflasi sebesar 3% di bulan Januari dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagaimana diumumkan Otoritas Statistik Umum di situsnya.
Inflasi bahkan tercatat lebih tinggi lagi di bulan Desember sebesar 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun lalu, pemerintah Arab menaikkan harga tembakau dua kali lipat, meningkatkan harga minuman ringan dan minuman berenergi, serta mengenakan pajak tinggi bagi ekspatriat dan tanggungannya
Di bulan Januari, harga bahan bakar minyak naik hampir dua kali lipat, begitu pula tarif listrik yang melonjak tajam, dan diterapkannya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5% untuk kali pertama dalam sejarah.
Selama 12 bulan terakhir, biaya transportasi naik 10,5% sementara makanan dan minuman lebih mahal 6,7%, menurut data pemerintah. Komponen harga tersebut menjadi sebab utama tingginya inflasi di Januari.
Arab mengalami defisit anggaran negara sejak 2014 setelah harga minyak turun tajam. Kerajaan Arab telah menarik sekitar US$250 miliar (Rp 3,4 kuadriliun) dari cadangan keuangannya untuk membiayai defisit empat tahun terakhir.
(prm) Next Article Menelusuri PPN 5% Arab Saudi dan Dampak ke Biaya Haji & Umrah
Most Popular