Kanada Bangun Bandara di Bali Rp 27 T, Namun Terkendala Izin

Exist In Exist, CNBC Indonesia
22 February 2018 14:08
Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara masih terkendala izin penetapan lokasi.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) membutuhkan biaya investasi hingga Rp 27 triliun. Pembangunan bandara tersebut akan dilakukan oleh PT BIBU bersama dengan investor asal Kanada yakni Kinesis Capital dan Investment. 

Bandara seluas 1.060 hektare di Buleleng, Bali Utara, ini dilengkapi terminal yang dapat mengakomodir sebanyak 32 juta penumpang per tahun atau jauh lebih banyak dari Bandara Ngurah Rai di Bali Selatan. 

"Pembangunan bandara ini akan dibangun di wilayah lepas pantai (offshore) karena tidak memungkinkan lagi dibangun di darat mengingat terdapat 33 pura, 21 situs, jalan raya, pemukiman, dan sawah di sekitarnya," jelas Direktur Operasional PT BIBU Tulus Pranowo dalam konferensi pers hari ini, Kamis (22/2/2018). 

Dia menjelaskan bandara ini didesain untuk rute terjauh hingga Los Angeles, AS. Beberapa maskapai yang sudah menyatakan tertarik untuk melayani penerbangan di bandara ini antara lain, AirAsia, Sriwijaya Air, dan NAM Air. 

"Biasanya airlines akan berminat setelah liat fisik, pada saatnya mereka lihat terminalnya bagus pasti mereka berminat. Saya yakin potensi BIBU sangat besar," kata dia. 

Dengan landas pacu (runway) sepanjang 4.100 meter, bandara ini nantinya dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar atau widebody sekelas Airbus A380. 

Salah satu tujuan dibangunnya bandara ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Bali Utara sehingga dapat menjadi seperti kawasan Bali Selatan yang lebih mapan. 


Namun, Presiden Direktur PT BIBU I Made Mangku mengatakan pembangunan bandara ini saat ini masih terkendala oleh keputusan penetapan lokasi (penlok) yang belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. 

"Sampai hari ini semua proses kami sudah lakukan sesuai tata cara pengajuan penlok, kami tidak tahu masalahnya dimana. Dalam proses itu, kami hari ini sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang sudah mengeluarkan surat agar Kemenhub bisa segera mengeluarkan izin penlok," jelasnya. 

Dia menjelaskan pihaknya sudah beberapa kali bertemu dengan Kemenhub dan pemerintah daerah untuk membahas percepatan proses penetapan lokasi ini. Setelah proses ini, pihaknya akan melewati beberapa tahap lagi sampai mendapatkan izin membangun untuk menyelesaikan konstruksi dalam waktu dua sampai tiga tahun. 

"Akhirnya kami menyempatkan diri juga bertemu pak Menko Maritim, kami sampaikan permasalahannya, bahwa bandara ini sangat perlu secepatnya mendapatkan persetujuan agar kami bisa segera melanjutkan prosesnya," paparnya. 

Selain bertujuan untuk mengembangkan pariwisata di kawasan Bali Utara agar dapat bersaing dengan Bali Selatan, pembangunan bandara ini juga ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 240.000 pekerja serta menyumbang 2,2% terhadap pendapatan daerah Bali.   

(ray/ray) Next Article Bandara Mulai Ramai, Tanda-Tanda Ekonomi Bangkit?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular