
Internasional
Filipina dan China Cari Cara Eksplorasi Migas Gabungan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 February 2018 17:07

Jakarta, CNBC Indonesia – Filipina dan China telah sepakat mempersiapkan panel khusus untuk mencari cara agar mereka bisa bersama-sama mengeksplorasi minyak dan gas di bagian Laut China Selatan yang diklaim keduanya tanpa mempertimbangkan isu eksplosif tentang kedaulatan.
Mengutip Reuters, China mengklaim sebagian Laut China Selatan, di mana perdagangan via laut senilai US$3 miliar (Rp 40,8 triliun) melintas setiap tahun, dan bersaing saling mengklaim di berbagai wilayah yang berdekatan dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, Vietnam dan Filipina.
“Ini adalah awal dari sebuah proses,” kata Chito Sta. Romana, duta besar Filipina untuk China, kepada reporter pada hari Selasa (13/2/2018), setelah diplomat dari kedua pihak bertemu untuk kedua kalinya di dalam pertemuan bilateral yang bertujuan meredakan tekanan di wilayah maritim yang sudah berlangsung lama.
Chito mengatakan keputusan membentuk kerja sama energi adalah sebuah “terobosan”. Membentuk kesepakatan proyek gabungan bisa jadi sangat rumit dan sensitif karena kedua negara tersebut mengklaim yurisdiksi dari situs simpanan minyak dan gas tersebut. Sehingga, membaginya bisa jadi dianggap melegitimasi klaim kedua pihak, atau bahkan menyerahkan kedaulatan wilayah.
Gagasan untuk mengadakan pengembangan bersama pertama kali dicetuskan pada tahun 1986, tetapi perselisihan dan isu kedaulatan telah mengentikan pelaksanaannya. Hal tersebut jadi rumit dengan adanya estimasi bahwa satu-satunya sumber gas alami domestik, yaitu area lepas pantai Malampaya, akan habis di tahun 2024.
Chito Sta. Romana mengatakan sebuah kelompok koordinasi kedua dibuat untuk membahas isu kedaulatan dan “untuk mencegah krisis apapun meningkat”.
Pada tahun 2011, Filipina menuduh kapal China mengganggu survei kapal yang dilakukan oleh Forum Energy, yang memenangkan kontrak untuk eksplorasi minyak dan gas di Reed Bank, dekat Spratly. Filipina membawa kasus tersebut ke Permanent Court of Arbitration (PAC) di Hague tahun 2013 untuk mempertanyakannya, di antara sumber pertengkaran lainnya.
Keputusan tribunal di tahun 2016, yang ditolak diakui China, termasuk mengklarifikasi bahwa Reed Bank termasuk ke dalam wilayah 200 mil Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Maka dari itu, Filipina memiliki hak kedaulatan untuk memanfaatkan sumber daya di lokasi tersebut. Pejabat senior Filipina juga mengatakan bahwa negara Asia Tenggara dan China bulan depan akan memulai negosiasi tentang kode etik maritim yang sudah lama ditunggu.
(roy/roy) Next Article Bandara China Seluas 100x Lapangan Bola Beroperasi Hari Ini
Mengutip Reuters, China mengklaim sebagian Laut China Selatan, di mana perdagangan via laut senilai US$3 miliar (Rp 40,8 triliun) melintas setiap tahun, dan bersaing saling mengklaim di berbagai wilayah yang berdekatan dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, Vietnam dan Filipina.
“Ini adalah awal dari sebuah proses,” kata Chito Sta. Romana, duta besar Filipina untuk China, kepada reporter pada hari Selasa (13/2/2018), setelah diplomat dari kedua pihak bertemu untuk kedua kalinya di dalam pertemuan bilateral yang bertujuan meredakan tekanan di wilayah maritim yang sudah berlangsung lama.
Chito Sta. Romana mengatakan sebuah kelompok koordinasi kedua dibuat untuk membahas isu kedaulatan dan “untuk mencegah krisis apapun meningkat”.
Pada tahun 2011, Filipina menuduh kapal China mengganggu survei kapal yang dilakukan oleh Forum Energy, yang memenangkan kontrak untuk eksplorasi minyak dan gas di Reed Bank, dekat Spratly. Filipina membawa kasus tersebut ke Permanent Court of Arbitration (PAC) di Hague tahun 2013 untuk mempertanyakannya, di antara sumber pertengkaran lainnya.
Keputusan tribunal di tahun 2016, yang ditolak diakui China, termasuk mengklarifikasi bahwa Reed Bank termasuk ke dalam wilayah 200 mil Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Maka dari itu, Filipina memiliki hak kedaulatan untuk memanfaatkan sumber daya di lokasi tersebut. Pejabat senior Filipina juga mengatakan bahwa negara Asia Tenggara dan China bulan depan akan memulai negosiasi tentang kode etik maritim yang sudah lama ditunggu.
(roy/roy) Next Article Bandara China Seluas 100x Lapangan Bola Beroperasi Hari Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular