Sempat Turun, Harga Minyak Kembali Merangkak Naik

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
07 February 2018 09:46
Harga minyak dunia yang sempat turun kembali naik akibat penurunan persediaan minyak komersil AS
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak mentah dunia kembali naik, setelah sempat turun beberapa hari lalu karena kondisi pasokan di pasar. Kenaikan kali ini disebabkan oleh kondisi persediaan Amerika Serikat (AS) dan pernyataan dari asosiasi produsen minyak dunia (OPEC).

Minyak Brent tercatat di harga US$ 67,29 per barel, naik 43 sen atau 0,6% dari harga perdagangan terakhir. Sementara harga minyak US West Texas Intermediate (WTI) adalah US$ 63,89 per barel, naik 50 sen atau 0,8% dari penutupan kemarin.



Naiknya harga minyak di pasar disebabkan pernyataan dari American Petrolium Institute (API) yang mengatakan persediaan minyak mentah AS turun hingga 1,1 juta barel dalam pekan hingga 2 Februari lalu, menjadi 418.4 juta barel.

Atas turunnya persediaan tersebut, OPEC pun menanggapi."Persediaan minyak komersial negara OECD terus turun hingga 140 juta barel secara rata-rata dalam lima tahun terakhir hingga Oktober lalu. Ini artinya keputusan kami tepat dan terbayar," ujar Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (07/02/2018).

Sekelompok produsen minyak yang tergabung di OPEC dan Rusia telah menahan produksi minyak mereka sejak tahun lalu, hal ini dilakukan untuk mengendalikan pasokan dan menaikkan harga minyak di pasaran. Kebijakan pemangkasan ini pun berlanjut di 2018.

Meski begitu tetap ada prediksi harga minyak akan kembali melemah. Risiko diperkirakan terjadi akibat adanya penurunan permintaan di akhir musim dingin untuk wilayah bagian utara, karena sedang adanya perawatan kilang.

Minyak AS mulai berpengaruh pada pasar minyak dunia, ini karena produksi yang naik 18% hingga 10 juta barel per hari. US Energy Information Administration (EIA) juga memprediksi kenaikan bisa mencapai hingga 10,59 juta barel per hari di 2018. Angka produksi ini bahkan bisa mencapai US$ 11,8 juta barel di 2019, melebihi rata-rata produksi Rusia sebanyak 10,98 juta barel per hari di 2017.

Di Indonesia, harga minyak mentah Indonesia (ICP) selama Januari ada di rata-rata US$ 65,59 per barel. Jauh di atas asumsi makro yang mematok US$ 48 per barel. Untuk produksi minyak, rata-rata produksi di 5 Februari mencapai 779.461 barel per hari, di bawah target APBN sebesar 800 ribu barel per hari.
(gus/gus) Next Article Harga Minyak Dunia Terbantu Pelemahan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular