Kata Pemerintah, OJK, dan BI soal Pertumbuhan Ekonomi RI

Arys Aditya, CNBC Indonesia
05 February 2018 19:20
Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bakal lebih baik.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bakal lebih baik ketimbang 2017. Perkiraan ini didasarkan pada angka pertumbuhan Triwulan-IV 2017 yang menunjukkan indikasi pemulihan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional 2017 sebesar 5,07%. Angka ini cukup jauh di bawah target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2017 yang 5,2%.

Berbicara usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (5/1/2018), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan komponen investasi dan ekspor yang membaik memang menjadi keinginan Pemerintah. Adapun, dia mengakui pelemahan dari sisi konsumsi rumah tangga diakibatkan inflasi yang melambung.

"Investasi sudah pick up dan steady di atas 6%, ini suatu ciri yang baik dari pertumbuhan ekonomi karena Pak Presiden menginginkan fokusnya adalah investasi. Ekspor meningkat di atas 8% dan didukung impor bahan baku dan barang modal yang kuat juga menciptakan suatu optimisme bahwa momentum pertumbuhan yang cukup besar," ungkapnya.

Dia memaparkan pelemahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga menunjukkan inflasi yang lebih tinggi. Adapun dari sisi sektor produksi, Sri Mulyani menekankan jenis industri seperti besi, baja dan makanan meningkat di atas 6% yang menunjukkan ekspor dan konsumsi memiliki kecenderungan akan tetap kuat.

Untuk itu, Menkeu mengungkapkan Pemerintah tetap fokus pada arahan Presiden untuk memperkuat investasi dengan cara memperbaiki izin usaha dan mempermudah kebijakan untuk dunia usaha guna menjaga momentum tersebut.

Selain itu, dia mengatakan kondisi perbankan yang membaik didukung oleh kinerja pasar modal yang berpeluang lebih tinggi maka komponen investasi punya potensi untuk melaju ke level 7%, bahkan mendekati 7,5%. "Kalau konsumsi tetap terjaga di atas 5%, prediksi tahun ini di 5,4% persen kemungkinan bisa tercapai akan lebih tinggi."

Di tempat yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan realisasi pertumbuhan kuartal IV yang mencapai 5,19% lebih tinggi dibandingkan estimasi bank sentral yakni 5,11%.

Dia mengemukakan Pemerintah perlu melanjutkan reformasi struktural dengan lebih serius, terutama pada aspek pengembangan sumber daya manusia, inovasi dan membangun kelembagaan untuk melengkapi program pembangunan infrastruktur.

"Setahun itu kan 5,07%, Kami menyambut baik bahwa peran dari ekspor baik, investasi dan juga konsumsi. Tetapi kalau kita lihat pertumbuhan tiga tahun terakhir 4,95% dan sekarang 5,1% memang Indonesia harus meningkatkan reformasi struktural. Juga upaya-upaya untuk membuat manufaktur memiliki nilai tambah lebih tinggi," tuturnya.

Adapun, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan peluang untuk tumbuh lebih tinggi sangat terbuka pada tahun ini. Senada dengan Menkeu, Wimboh menuturkan performa pasar modal bakal melaju lebih cepat.

Selain itu, dia menyatakan masa konsolidasi dan restrukturisasi perbankan telah selesai. Pada tahun ini, Wimboh optimis pertumbuhan kredit bisa melaju hingga ke kisaran 12%.

"Karena apa? Karena pasar modal yang mendorong itu punya potensi yang juga besar. Kredit akan juga akan mendorong, mungkin nanti bisa lebih besar untuk mendorong, jadi tahun ini akan lebih bagus. Pertumbuhan PDB 5,4% tahun ini sangat bisa tercapai," kata Dia.
(dru) Next Article Ramalan Buruk BI Soal PDB Triwulan II-2019: Melandai!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular