
e-Commerce
Ini Alasan Asosiasi Soal Banjir Produk Impor di Marketplace
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 February 2018 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia – Produk lokal diketahui hanya sebesar 6%-7% dari total barang yang diperdagangkan di marketplace. Terkait hal itu, Asosiasi e-Commerce Indonesia (Indonesian E-Commerce Association/idEA) berkilah tidak semua produk asing tersebut dikirim langsung dari luar negeri khusus untuk dijual online.
(ray/ray) Next Article Wow, Masyarakat RI Belanja Online Hingga Rp 112 T di 2017
Ketua Umum idEA Aulia E. Martino mengatakan produk impor di marketplace berasal dari pedagang konvensional (offline) yang beralih ke online. Barang-barang yang dijual mereka, jelas Aulia, mayoritas memang produk luar negeri.
“Betul memang di Lazada ada barang dari Alibaba. Tapi jumlahnya satuan, dan tidak besar. Paling banyak itu barang impor, yang memang sudah ada dari offline,” kata Aulia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (3/2/2018).
Aulia mengakui, telah mendorong produk lokal untuk berpartisipasi dalam marketplace. Namun, belum cocoknya proses bisnis masih menjadi kendala yang menyebabkan produk lokal relatif lebih sedikit dibandingkan produk luar negeri.
“Sekarang kategori e-commerce itu paling banyak gadget dan elektronik. Semua barang dari mana? Dari luar negeri. Kami tanya ke Maspion mau masuk atau tidak, tapi mereka bilang perlu penyesuaian dalam proses bisnis,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani tak ragu menyebut kalau produk Indonesia masih kalah bersaing dengan produk luar negeri.
Namun, ciri khas produk Indonesia yang menjadi kebanggaan selama ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Apalagi dengan adanya marketplace, potensi produk unik di Indonesia bersaing di kancah internasional sangat besar.
“Ini sebenarnya wake up call. Kita punya produk kerajinan yang unik. Jadi bagaimana mengemas produk-produk kita itu bisa langsung jadi, dan siap. Kami masih merumuskan aturan soal itu,” katanya.
“Betul memang di Lazada ada barang dari Alibaba. Tapi jumlahnya satuan, dan tidak besar. Paling banyak itu barang impor, yang memang sudah ada dari offline,” kata Aulia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (3/2/2018).
“Sekarang kategori e-commerce itu paling banyak gadget dan elektronik. Semua barang dari mana? Dari luar negeri. Kami tanya ke Maspion mau masuk atau tidak, tapi mereka bilang perlu penyesuaian dalam proses bisnis,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani tak ragu menyebut kalau produk Indonesia masih kalah bersaing dengan produk luar negeri.
Namun, ciri khas produk Indonesia yang menjadi kebanggaan selama ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Apalagi dengan adanya marketplace, potensi produk unik di Indonesia bersaing di kancah internasional sangat besar.
“Ini sebenarnya wake up call. Kita punya produk kerajinan yang unik. Jadi bagaimana mengemas produk-produk kita itu bisa langsung jadi, dan siap. Kami masih merumuskan aturan soal itu,” katanya.
(ray/ray) Next Article Wow, Masyarakat RI Belanja Online Hingga Rp 112 T di 2017
Most Popular