
BI Yakin Powell Akan Lanjutkan Strategi The Fed
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 January 2018 08:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Senat Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menyetujui penunjukan Jerome Powell sebagai gubernur baru bank sentral AS, Federal Reserve. Powell akan menggantikan Janet Yellen yang akan habis masa jabatannya bulan depan.
Sebagai bank sentral di negara dengan perekonomian terbesar di dunia, segala kebijakannya akan dipantau dan diantisipasi oleh seluruh negara, termasuk Indonesia, terutama ketika pergantian pucuk pimpinan terjadi.
Bank Indonesia (BI) sendiri optimistis strategi komunikasi The Fed di tangan Powell tidak akan jauh berbeda dengan pendahulunya.
Strategi komunikasi yang tidak jauh berbeda itu berperan cukup sentral, terutama agar pelaku ekonomi maupun investor global dapat mengantisipasi arah kebijakan The Fed ke depan, kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo.
Yellen diketahui mengomunikasikan kebijakan moneternya dengan baik sehingga pasar dapat mengantisipasi dan meminimalkan terjadinya goncangan di perekonomian dunia.
“Dengan demikian, kestabilan di pasar keuangan global dapat tetap terjaga. Stabilnya pasar keuangan global akan sangat menunjang kestabilan makro ekonomi dan pasar keuangan Indonesia,” kata Dody melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/1/2018).
Meskipun Powell dinominasikan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan seorang Republikan, BI meyakini otoritas moneter AS akan tetap independen dalam menentukan arah kebijakannya sesuai dengan mandat Federal Reserve Act.
“Kami meyakini, bahwa Federal Reserve tetap akan independen di bawah Jerome Powell,” jelasnya.
BI meyakini stance kebijakan Powell akan tetap didasarkan pada kondisi ekonomi AS dan dunia demi mencapai mandat kestabilan harga dan tingkat tenaga kerja yang berkelanjutan.
“Jadi, kondisi dovish atau hawkish sangat situasional, tergantung kondisinya,” ungkap Dody.
(prm/prm) Next Article RI Siap Hadapi Efek Kebijakan The Fed di Bawah Powell
Sebagai bank sentral di negara dengan perekonomian terbesar di dunia, segala kebijakannya akan dipantau dan diantisipasi oleh seluruh negara, termasuk Indonesia, terutama ketika pergantian pucuk pimpinan terjadi.
Bank Indonesia (BI) sendiri optimistis strategi komunikasi The Fed di tangan Powell tidak akan jauh berbeda dengan pendahulunya.
Yellen diketahui mengomunikasikan kebijakan moneternya dengan baik sehingga pasar dapat mengantisipasi dan meminimalkan terjadinya goncangan di perekonomian dunia.
“Dengan demikian, kestabilan di pasar keuangan global dapat tetap terjaga. Stabilnya pasar keuangan global akan sangat menunjang kestabilan makro ekonomi dan pasar keuangan Indonesia,” kata Dody melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/1/2018).
Meskipun Powell dinominasikan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan seorang Republikan, BI meyakini otoritas moneter AS akan tetap independen dalam menentukan arah kebijakannya sesuai dengan mandat Federal Reserve Act.
“Kami meyakini, bahwa Federal Reserve tetap akan independen di bawah Jerome Powell,” jelasnya.
BI meyakini stance kebijakan Powell akan tetap didasarkan pada kondisi ekonomi AS dan dunia demi mencapai mandat kestabilan harga dan tingkat tenaga kerja yang berkelanjutan.
“Jadi, kondisi dovish atau hawkish sangat situasional, tergantung kondisinya,” ungkap Dody.
(prm/prm) Next Article RI Siap Hadapi Efek Kebijakan The Fed di Bawah Powell
Most Popular