
Anggota DPR Pertanyakan Data Ekspor Impor BBM ke ESDM
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
25 January 2018 21:18

Jakarta, CNBC Indonesia – Komisi VII DPR RI mempertanyakan transparansi data ekspor-impor minyak mentah dan hasil minyak (BBM) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pertanyaan tersebut disampaikan Ramson Siagian dalam Rapat Dengar Pendapat yang berlangsung antara Kementerian ESDM, SKK Migas, BPH Migas, dan Komisi VII DPR RI.
“Data yang saya punya, dari BPS ini tahun 2016 ekspor minyak mentah 16,9 juta ton, impor minyak mentah 19,9 juta ton, lalu ekspor BBM 23,9 juta ton. Kalau boleh, saya butuh ini data terbaru terkait energi primer yang masuk dan keluar,” kata Ramson, Kamis (25/1/2018).
Ramson meminta transparansi data ekspor-impor, karena menurutnya penting untuk pemerintah memiliki langkah-langkah atas keamanan energi. Tujuan akhirnya adalah agar Indonesia tak lagi tergantung dengan impor ke depannya. “Saya pikir mesti ada yang diperbuat, kalau tergantung impor terus, untuk keamanan energi apa yang harus diperbuat? Dipikirkan tidak?” ujar Ramson.
Selain itu, Ramson juga “risih” mendengar Pertamina selalu mengeluh biaya pelaksanaan program BBM Satu Harga. Sehingga dia ingin ada data yang lebih diperjelas terkait impor-ekspor migas. Berdasarkan data di BPS, data ekspor-impor yang ada memang hanya ada hingga akhir tahun 2016. Sedangkan, data untuk tahun 2017 tidak ada.
(gus/gus) Next Article Prabowo-Sandi Bakal Hapus Impor BBM, Ganti dengan Bioenergi!
Pertanyaan tersebut disampaikan Ramson Siagian dalam Rapat Dengar Pendapat yang berlangsung antara Kementerian ESDM, SKK Migas, BPH Migas, dan Komisi VII DPR RI.
Ramson meminta transparansi data ekspor-impor, karena menurutnya penting untuk pemerintah memiliki langkah-langkah atas keamanan energi. Tujuan akhirnya adalah agar Indonesia tak lagi tergantung dengan impor ke depannya. “Saya pikir mesti ada yang diperbuat, kalau tergantung impor terus, untuk keamanan energi apa yang harus diperbuat? Dipikirkan tidak?” ujar Ramson.
Selain itu, Ramson juga “risih” mendengar Pertamina selalu mengeluh biaya pelaksanaan program BBM Satu Harga. Sehingga dia ingin ada data yang lebih diperjelas terkait impor-ekspor migas. Berdasarkan data di BPS, data ekspor-impor yang ada memang hanya ada hingga akhir tahun 2016. Sedangkan, data untuk tahun 2017 tidak ada.
(gus/gus) Next Article Prabowo-Sandi Bakal Hapus Impor BBM, Ganti dengan Bioenergi!
Most Popular