Indonesia Sudah Impor Bensin Sejak 1997

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
25 January 2018 13:57
Indonesia jadi net importir minyak sejak 1997, dan yang diimpor dalam bentuk bensin
Foto: ist
Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia, negara Indonesia ternyata sudah menjadi net importir hasil minyak (termasuk Bahan Bakar Minyak /BBM) sejak tahun 1997.

Pada periode tersebut, untuk pertama kalinya volume impor hasil minyak Indonesia sebesar 11,75 juta ton (setara 94,33 juta barel minyak), melampaui volume ekspornya sebesar 10,22 juta ton (setara 82,07 juta barel minyak). Sebagai informasi, tim riset CNBC menggunakan rata-rata nilai konversi OPEC untuk beberapa produk minyak bumi (aviation spirit, motor spirit, kerosene/jet fuel, dan distillate fuel oil) sebesar 8,03 barel/ton.

Indonesia Sudah Impor Bensin Sejak 1997 Foto: sumber BPS diolah tim riset CNBC Indonesia 


Defisit perdagangan hasil minyak terus membesar dari tahun ke tahun, dimana ekspor hasil minyak cenderung terus menurun, sementara impor hasil minyak secara konsisten menunjukkan tren pertumbuhan signifikan. Tercatat sepanjang tahun 2017 volume impor hasil minyak telah mencapai 26,93 juta ton (setara 216,23 juta barel minyak), atau tumbuh sebesar 129,22% dibandingkan tahun 1997. 

Di sisi lain, ekspor di 2017 mencapai sebesar 4,06 juta ton (setara 32,6 juta barel minyak). Alhasil, defisit perdagangan hasil minyak pada 2017 tercatat mencapai 183,63 juta barel. Berdasarkan golongan impor hasil minyak, tim riset CNBC Indonesia mencoba mengidentifikasi komoditas produk minyak yang paling banyak diimpor adalah bahan bakar motor RON di bawah 90, bahan bakar motor dengan RON di atas 90-97, otomotif diesel, avtur, Naphta.  Sejak 2012, impor bensin di atas RON 90 menunjukkan tren kenaikan. Bersamaan dengan tingginya impor Naptha, yang tumbuh 48,67% dalam 5 tahun terakhir.

Indonesia Sudah Impor Bensin Sejak 1997 Foto: sumber BPS diolah tim riset CNBC Indonesia


Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga merilis data impor BBM berdasarkan jenis untuk periode 2011-2015.  Data impor Kementerian ESDM  mengindikasikan hal serupa dengan rilis data BPS, dimana impor BBM didominasi oleh jenis Bensin 88 dan minyak solar. Jenis bensin 88 terus menunjukkan peningkatan pada medio 2011-2014, hingga mencapai 18,83 juta kiloliter (atau setara 118,43 juta barel minyak) di 2014. 

Indonesia Sudah Impor Bensin Sejak 1997 Foto: sumber Kementerian ESDM diolah tim riset CNBC Indonesia


Akan tetapi, pada tahun 2015 saat pemerintah hentikan subsidi untuk bensin premium, impor Bensin 88 menunjukkan penurunan sebesar 13,57% ke level 16,27 juta kiloliter (atau setara 102,36 juta barel minyak).  Sementara itu, impor minyak solar terus menunjukkan tren penurunan selama periode 2011-2015, dari  85,37 juta barel minyak pada 2011 menjadi 46,03 juta barel di 2015 Sebaliknya, volume impor BBM jenis Bensin 92, Bensin 95, dan High Octane Mogas Component (HOMC) , sama-sama menunjukkan tren pertumbuhan pada medio 2011-2105. Dalam kurun 4 tahun tersebut, impor Bensin RON 92 naik 458,35% di 2015 dibanding tahun 2011. Impor Bensin  RON 95 pun tumbuh 369,02%, dan impor HOMC naik 533,39% di 2015.


(gus/gus) Next Article Anggota DPR Pertanyakan Data Ekspor Impor BBM ke ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular