
Ramai-ramai Dorong BBM Turun, Ini Respons ESDM
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 April 2020 08:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan tanggapan kepada berbagai pihak yang menuntut diturunkannya harga
bahan bakar minyak (BBM). Alasannya karena harga minyak global yang anjlok.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan jika sebenarnya harga BBM di Indonesia masih tergolong murah.
"Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (20/4/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini pemerintah terus mencermati perkembangan global sekaligus mempertimbangkan kondisi energi di dalam negeri.
"Terkait harga BBM, saat ini Pemerintah masih mencermati dan mengevaluasi terkait perkembangan harga minyak, termasuk rencana pemotongan produksi minyak OPEC+ mulai bulan depan," jelas Agung.
Sebagai informasi, pada awal bulan April, negara yang tergabung dalam OPEC+ telah sepakat untuk memotong produksi minyak dunia sebesar 9,7 juta barel per hari pada bulan Mei dan Juni 2020.
Namun, hasil perundingan tersebut masih belum memberi efek perubahan harga minyak karena demand yang menurun akibat pandemi corona (Covid 19).
Menurut Agung pertimbangan lain yang dicermati pemerintah di antaranya kurs rupiah yang melemah dan konsumsi BBM yang menurun drastris.
"Bahkan di beberapa kota seperti Jakarta penurunan hingga 50%. Pemerintah memonitor perkembangan ini, yang mana sebelumnya telah 2 kali dilakukan penurunan harga BBM JBU (pertamax cs) pada awal tahun 2020," paparnya.
Selama ini, kata Agung, Pemerintah telah mendukung penyediaan subsidi dan kompensasi harga BBM dengan jumlah yang kian meningkat karena harga minyak yang lebih tinggi dibandingkan harga jual BBM dalam negeri.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS runtuh. Bahkan di bawah US$0 atau di teritori negatif pada Senin alias terendah sepanjang sejarah di NYMEX.
Pandemi corona telah menyerang emas hitam. Penyebaran virus telah membuat aktivitas manusia berhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan.
Padahal, batas penjualan akan jatuh di Selasa (21/4/2020). Ini membuat kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei turun dan sempat menyentuh -US$ 40,32 per barel sebelum akhirnya berakhir diperdagangkan pada -US$ 37,63.
(sef/sef) Next Article Kabar Gembira, Hari Ini Harga Pertamax Cs Turun
bahan bakar minyak (BBM). Alasannya karena harga minyak global yang anjlok.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan jika sebenarnya harga BBM di Indonesia masih tergolong murah.
"Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (20/4/2020).
"Terkait harga BBM, saat ini Pemerintah masih mencermati dan mengevaluasi terkait perkembangan harga minyak, termasuk rencana pemotongan produksi minyak OPEC+ mulai bulan depan," jelas Agung.
Sebagai informasi, pada awal bulan April, negara yang tergabung dalam OPEC+ telah sepakat untuk memotong produksi minyak dunia sebesar 9,7 juta barel per hari pada bulan Mei dan Juni 2020.
Namun, hasil perundingan tersebut masih belum memberi efek perubahan harga minyak karena demand yang menurun akibat pandemi corona (Covid 19).
Menurut Agung pertimbangan lain yang dicermati pemerintah di antaranya kurs rupiah yang melemah dan konsumsi BBM yang menurun drastris.
"Bahkan di beberapa kota seperti Jakarta penurunan hingga 50%. Pemerintah memonitor perkembangan ini, yang mana sebelumnya telah 2 kali dilakukan penurunan harga BBM JBU (pertamax cs) pada awal tahun 2020," paparnya.
Selama ini, kata Agung, Pemerintah telah mendukung penyediaan subsidi dan kompensasi harga BBM dengan jumlah yang kian meningkat karena harga minyak yang lebih tinggi dibandingkan harga jual BBM dalam negeri.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS runtuh. Bahkan di bawah US$0 atau di teritori negatif pada Senin alias terendah sepanjang sejarah di NYMEX.
Pandemi corona telah menyerang emas hitam. Penyebaran virus telah membuat aktivitas manusia berhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan.
Padahal, batas penjualan akan jatuh di Selasa (21/4/2020). Ini membuat kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei turun dan sempat menyentuh -US$ 40,32 per barel sebelum akhirnya berakhir diperdagangkan pada -US$ 37,63.
(sef/sef) Next Article Kabar Gembira, Hari Ini Harga Pertamax Cs Turun
Most Popular