Pengusaha Buka-bukaan Dampak Harga BBM ke Bisnis SPBU

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
08 May 2020 16:52
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak pada kendaraan di salah satu SPBU dikawasana Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia belum turun meski harga minyak dunia anjlok. Beberapa faktor menjadi pertimbangan BBM di Indonesia tidak turun, seperti demand yang anjlok dan melemahnya nilai tukar rupiah.

Misal saja BBM turun bagaimana nasib pengusaha SPBU?

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (DPP Hiswana Migas) Rachmad Muhamadiyah mengatakan untuk SPBU bilamana ada perubahan harga baik turun maupun naik, tidak terlalu berdampak secara ekonomis. Hal ini dikarenkan SPBU hanya sebagai penyalur saja.

Meski demikian, menurutnya jika harga diturunkan akan menjadikan SPBU mengalami kerugian, karena punya stok dengan harga lama yang lebih mahal dan harus dijual dengan harga yang lebih murah. Namun setelah stok lama habis dan beli dengan harga baru yang lebih murah dan dijual dengan harga baru.

"Kalau harga turun, memang akan menjadikan kerugian bagi SPBU karena punya stok BBM dengan harga lama. Akan tetapi selanjutnya kan bisa beli dengan harga baru untuk dijual dengan harga baru. Demikian juga sebaliknya bilamana ada kenaikan harga," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat, (08/05/2020).



Lebih lanjut ia mengatakan kerugian yang akan dialami SPBU sebanding dengan besarnya perubahan harga. "Semakin besar turunnya harga, semakin besar pula kerugian bagi SPBU," jelasnya.

Pengamat minyak dan gas (migas) Universitas Trisakti Pri Agung memaparkan terkait konsumsi BBM yang turun adalah sesuatu yang wajar. Pasalnya aktivitas, mobilitas masyarakat dan roda perekonomian melambat dampak dari Covid-19 bersamaan dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tengah dijalankan.

"Kan situasinya memang tidak atau belum normal. Tidak bisa lah dikatakan sebagai tanda-tanda ekonomi suram. Kalau Covid-19 sudah berakhir dan aktivitas sudah normal tapi konsumsi belum kembali normal atau malah turun, bolehlah kita kemudian perlu perhatian lebih krarena mungkin itu berarti memang ada fundamental ekonomi yang kurang bagus," paparnya.

[Gambas:Video CNBC]




(gus/gus) Next Article Ini Jawaban SPBU Asing Soal Harga BBM yang Ditanyakan ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular