Internasional

AS Dukung Pelemahan Dolar dan Perdagangan Protektif

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 January 2018 07:01
Pejabat AS nyatakan dukungan terhadap dolar yang lemah dan sinyalkan perang dagang di Davos
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin (Foto: Reuters)
Davos, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin pada hari Rabu (24/1/2018) mengatakan menyambut baik pelemahan dolar yang saat ini terjadi.

Pernyataan tersebut membuat mata uang itu terdepresiasi dan menguatkan sinyal AS sedang menyiapkan tindakan terhadap China dan rekan dagang lainnya sebagai bagian dari agenda America First-nya.


Mnuchin membuat pernyataan yang dinilai pasar sebagai perubahan kebijakan mata uang AS itu di sela-sela acara Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Swiss, dilansir dari Reuters.

“Jelas dolar yang lebih lemah baik untuk kami karena hal itu berkaitan dengan perdagangan dan kesempatannya,” kata Mnuchin dalam sebuah jumpa pers.

Pernyataan AS yang protektif itu berbanding terbalik dengan sikap pemimpin-pemimpin dunia mulai dari India dan Brasil hingga Jerman dan Kanada yang mendorong kerja sama dan mengritik sikap proteksionis.

Memang Menteri Perdagangan Wilbur Ross kemudian mengatakan kepada CNBC International bahwa Mnuchin “bukan menganjurkan dolar yang lemah” namun Ross tetap saja memberikan pernyataan bernada perang terkait perdagangan.

Ketika ditanya apakah ia khawatir telah memantik perang dagang, Ross menjawab, “Perang dagang telah ada selama ini. Bedanya adalah pasukan AS sekarang turun ke bentengnya.”

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, menegaskan di Washington bahwa pemerintah menganut prinsip perdagangan mata uang yang bebas (free-floating).

“Kita memiliki dolar yang sangat stabil, sebagian besar karena ekonomi AS yang baik saat ini,” ujarnya.


Dalam acara di Davos itu, Mnuchin membela agenda Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan akan berbicara di sana hari Kamis.

“Ini tentang agenda America First. Namun, America First tetap berarti bekerja sama dengan seluruh negara di dunia. Ini hanya berarti Presiden Trump ingin melindungi kepentingan warga dan pekerja Amerika sama halnya seperti pemimpin negara lain melindungi warganya,” tambahnya.

Ross mengatakan tindakan perdagangan AS itu dipicu sikap rekan dagang mereka yang tidak patut.
(prm/prm) Next Article Sentil Trump, Merkel Bilang Proteksionisme Bukanlah Jawaban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular