
Target Investasi Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Rp 117 T
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
17 January 2018 12:25

Jakarta, CNBC Indonesia – Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) pada tahun ini ditargetkan dapat menyerap investasi hingga Rp 117 triliun atau naik sekitar 24,5% dibandingkan dengan realisasi 2017 senilai Rp 94 triliun.
Target tersebut berkontribusi sebesar 33% dari total target investasi di keseluruhan industri manufaktur nasional tahun ini sebesar Rp 352 triliun.
Dirjen IKTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan sektor farmasi dan produk obat kimia maupun tradisional diperkirakan tumbuh paling tinggi.
"Industri farmasi serta produk obat kimia dan tradisional akan memberikan kontribusi pertumbuhan paling tinggi pada sektor IKTA tahun ini, mencapai 6,38%," ujar Dirjen IKTA Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono, Selasa (16/1/2018).
Sigit mengatakan Kemenperin juga tengah mendorong peningkatan kapasitas produsen bahan baku obat-obatan untuk mengurangi impor.
Adapun Data Kemenperin menunjukkan investasi di IKTA yang sudah dilakukan antara lain oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia senilai Rp 132,5 miliar dan PT Ethica Industri Farmasi sebesar Rp 1 triliun.
Sementara itu di sektor kosmetik, PT Unilever Indonesia memperluas pabrik dengan nilai investasi mencapai Rp 748,5 miliar.
Sebagai informasi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengharapkan industri farmasi dapat menjadi salah satu sub-sektor yang berkontribusi signifikan untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 5,67% pada 2018.
Menperin memaparkan Industri farmasi nasional telah mampu menyediakan 70% kebutuhan obat dalam negeri. Adapun nilai pasar produk farmasi Indnonesia ke ASEAN mencapai US$ 4,7 miliar atau setara dengan 27% pangsa pasar industri farmasi ASEAN.
(ray/ray) Next Article Investasi Industri Pengolahan Nonmigas Terus Turun Sejak 2016
Target tersebut berkontribusi sebesar 33% dari total target investasi di keseluruhan industri manufaktur nasional tahun ini sebesar Rp 352 triliun.
Dirjen IKTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan sektor farmasi dan produk obat kimia maupun tradisional diperkirakan tumbuh paling tinggi.
Sigit mengatakan Kemenperin juga tengah mendorong peningkatan kapasitas produsen bahan baku obat-obatan untuk mengurangi impor.
Adapun Data Kemenperin menunjukkan investasi di IKTA yang sudah dilakukan antara lain oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia senilai Rp 132,5 miliar dan PT Ethica Industri Farmasi sebesar Rp 1 triliun.
Sementara itu di sektor kosmetik, PT Unilever Indonesia memperluas pabrik dengan nilai investasi mencapai Rp 748,5 miliar.
Sebagai informasi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengharapkan industri farmasi dapat menjadi salah satu sub-sektor yang berkontribusi signifikan untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 5,67% pada 2018.
Menperin memaparkan Industri farmasi nasional telah mampu menyediakan 70% kebutuhan obat dalam negeri. Adapun nilai pasar produk farmasi Indnonesia ke ASEAN mencapai US$ 4,7 miliar atau setara dengan 27% pangsa pasar industri farmasi ASEAN.
(ray/ray) Next Article Investasi Industri Pengolahan Nonmigas Terus Turun Sejak 2016
Most Popular