
Curhat ke DPR, Menperin Minta Penerima Gas Murah Ditambah

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta dukungan Komisi VII DPR RI yang menangani bidang energi terkait usulan tambahan 13 industri penerima harga gas US$ 6 per juta British thermal unit (MMBTU).
Seperti diketahui, saat ini baru tujuh sektor industri yang menikmati harga gas US$ 6 per MMBTU, antara lain industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
"Policy kami no one left behind, artinya semua perusahaan industri yang butuh gas, baik energi maupun bahan baku menerima program ini. Kami mengusulkan 13 sektor tambahan, saat ini masih dalam pembahasan di Kementerian ESDM. Saya harap mendapat dukungan Komisi VII agar ada percepatan," Kata Agus dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (25/8/2021).
Menurut Agus, implementasi insentif gas ini sudah memberikan efek positif bagi industri, namun belum maksimal. Sampai saat ini penerapan penerima insentif ini ternyata belum merata ke setiap perusahaan yang berada di sektor terkait.
"Dengan kebijakan insentif gas US$ 6 per MMBTU sudah diimplementasikan ke tujuh sektor industri, walaupun realitasnya tidak segitu, di atas US$ 6, tapi lumayan sudah bisa meningkatkan daya saing," ujarnya.
Dia mencontohkan, utilitas industri kaca bisa naik hingga 100%, industri baja juga naik 20%-30%.
Selain itu, penambahan sektor insentif harga gas US$ 6 per MMBTU ke 13 sektor industri menurutnya juga berkaitan dengan investasi. Dia beralasan, banyak perusahaan luar negeri yang mau masuk RI tapi masih menunggu apakah bisa mendapatkan kebijakan ini atau tidak.
"Mereka mau membawa investasi kalau mendapat harga gas US$ 6 per MMBTU, ini saya sampaikan terbuka, karena banyak calon investor perusahaan luar negeri yang wait and see, bertanya apa bisa saya dapat harga gas US$ 6 karena tidak masuk ke tujuh sektor tadi," katanya.
"Kalaupun masuk ke dalam tujuh sektor itu, mereka ragu belum tentu bisa didaftarkan ikut program ini dengan mudah," tambahnya.
Agus mengatakan, seperti yang terjadi pada perusahaan kaca terbesar di dunia yang mau berencana investasi di Jawa Tengah. Perusahaan itu masih menunggu kepastian apakah mendapat insentif harga gas atau tidak.
"Jika dipastikan dapat, maka mereka akan masuk, ini pentingnya program ini," imbuhnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Kebagian, 13 Industri Juga Minta Harga Gas 6 Dolar
