Bisnis Media

Akhir Perjalanan Tiga Merek Majalah Legendaris Di Indonesia

Arys Aditya, CNBC Indonesia
13 January 2018 18:19
Sebelum Rolling Stone Indonesia, Majalah HAI dan tabloid Bola telah lebih dulu berhenti terbit pada 2017 lalu.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia — Majalah Rolling Stone Indonesia edisi Desember 2017 disambut haru oleh pembacanya. Bukan apa-apa, edisi Desember itu adalah edisi terakhir majalah musik yang punya basis pembaca militan tersebut.

Dalam sebuah pengumuman di laman rollingstone.co.id yang lekas menjadi viral, PT a&e Media yang menjadi pemegang lisensi merk Rolling Stone Indonesia menyatakan mengembalikan hak tersebut kepada pemilik di New York per 1 Januari 2018.

Maka, para pembaca tulisan-tulisan musik dan gaya hidup berkualitas tidak lagi bisa menikmati sajian redaksi RSI yang terbit pertama kali pada 2005 atau 12 tahun yang lalu.

Cerita mengenai penghentian penerbitan majalah Rolling Stone Indonesia seolah melengkapi duka pembaca media cetak. Sepanjang 2017 saja, tercatat dua brand majalah lain yang sudah tersohor di Tanah Air tidak lagi terbit dan memilih untuk bermigrasi ke laman digital.

Pertama, majalah HAI. Anak muda sebelum kaum milenial, atau mereka yang lahir pada akhir 1970-akhir 1980an, kemugkinan besar pernah membaca atau mengenal majalah HAI. 


Ketika bertransformasi menggarap segmen film dan musik lalu menjadi majalah pria, HAI disebut-sebut sempat menjadi bacaan yang ikut membentuk kultur pop Indonesia sepanjang 1990an.

Berikutnya adalah majalah pria dewasa FHM yang terbit sejak 2003. Bersama Playboy, majalah FHM sering menjadi perbincangan karena menerbitkan edisi dengan cover yang menggugah.

Bahkan, pada edisi terakhir Desember tahun lalu, FHM memajang bintang porno asal Jepang, Maria Ozawa, sebagai foto di halaman depan.

Sebagai tambahan, tabloid Bola yang berhenti terbit 31 Oktober 2015. Seperti majalah Rolling Stone Indonesia di segmen pembaca liputan-liputan musik, tabloid Bola merupakan salah satu bacaan wajib para penggemar sepak bola.

Terbit sejak 3 Maret 1984, Bola yang menjadi bagian dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG) ini akhirnya harus tunduk terhadap keinginan pembaca yang telah terbiasa untuk mencari berita-berita olahraga, khususnya sepakbola, secara online.

(roy) Next Article Jalan Terjal Media Massa Konvensional Belum Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular