
Harga Minyak Naik, Hulu Bergairah Hilir Melemah
Rivi Satrianegara & Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
12 January 2018 11:50

- SKK Migas optimistis kenaikan harga minyak dunia berdampak positif bagi penerimaan negara di sektor hulu
- Sebagai negara net importir, transaksi perdagangan minyak Indonesia di 2017 defisit hingga US$ 13 mili
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terus merangkak naik, bahkan menyentuh angka US$ 70 per barel untuk jenis Brent. Kenaikan ini membawa dampak berbeda untuk sektor hulu dan hilir sektor minyak dan gas Indonesia.
Di sektor hulu kenaikan harga minyak merupakan kabar baik. "Dampaknya top, penerimaan negara jadi tambah besar, investasi hulu diharapkan bisa bergairah kembali," kata Deputi Pengendalian Pengadaan Satuan Kerja Khusus Pelakana Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Djoko Siswanto, Jumat (12/1/2018).
Meski belum bisa diketahui prosentase kenaikan penerimaan karena menunggu hitungan realisasi, keuntungan kenaikan harga komoditas ini bisa dilihat dari capaian 2017 lalu. Penerimaan negara dari sektor hulu migas lampaui target APBN -P 2017, dari target Rp 118 triliun terealisasi hingga Rp 135 triliun.
Sementara di hilir, defisit transaksi minyak sudah mulai terbaca dari data Badan Pusat Statistik. Sepanjang Januari hingga Desember 2017, transaksi perdagangan minyak menunjukkan defisit hingga US$ 13 miliar. "Ini karena kita lebih banyak impor dibanding ekspor," kata Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri.
Angka defisit ini, kata Faisal, bisa bertambah tinggi jika dirata-rata dengan Desember. Anjloknya transaksi minyak juga mulai terlihat di awal-awal tahun. Ditambah dengan kondisi produksi minyak yang terus turun.
(gus/gus) Next Article Harga Minyak Turun, ESDM Minta Harga BBM Non Subsidi Turun
Most Popular