Persentase Kepemilikan Kendaraan di Indonesia Masih Rendah
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 January 2018 16:05
Jakarta, CNBC Indonesia – Persentase kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman mengungkapkan dari setiap 1.000 orang di Indonesia, yang memiliki kendaraan hanya 87 orang.
Jumlah tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan Thailand yakni 232 orang dan Malaysia mencapai 405 orang.
“Jangan lihat karena Thailand atau Malaysia negara atau penduduknya kecil, namun lihat sebaran mobil per 1.000 orang di negara itu,” jelasnya di Hotel Santika, Kamis (11/01/2018).
Dengan persentase yang masih kecil itu, lanjut Loman, Indonesia masih berada di peringkat 45 dalam daya saing industri otomotif global sementara Thailand di posisi 34 dan Malaysia di 25.
“Kuncinya untuk meningkatkan industri otomotif Indonesia dengan negara lain yaitu harus didorong dengan beberapa faktor,” ujar Loman yang saat ini juga menjabat sebagai salah satu direksi di PT Astra Internasional Tbk.
Dia menjelaskan faktor-faktor tersebut antara lain infrastruktur yang memadai, dukungan teknologi terkini, SDM terampil serta lebih banyaknya fasilitas pengiriman ekspor dan impor.
(ray/ray) Next Article Kereta & LRT Masih Sedot Subsidi Rp 2,8 T, Ini Alasannya
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman mengungkapkan dari setiap 1.000 orang di Indonesia, yang memiliki kendaraan hanya 87 orang.
Jumlah tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan Thailand yakni 232 orang dan Malaysia mencapai 405 orang.
Dengan persentase yang masih kecil itu, lanjut Loman, Indonesia masih berada di peringkat 45 dalam daya saing industri otomotif global sementara Thailand di posisi 34 dan Malaysia di 25.
“Kuncinya untuk meningkatkan industri otomotif Indonesia dengan negara lain yaitu harus didorong dengan beberapa faktor,” ujar Loman yang saat ini juga menjabat sebagai salah satu direksi di PT Astra Internasional Tbk.
Dia menjelaskan faktor-faktor tersebut antara lain infrastruktur yang memadai, dukungan teknologi terkini, SDM terampil serta lebih banyaknya fasilitas pengiriman ekspor dan impor.
(ray/ray) Next Article Kereta & LRT Masih Sedot Subsidi Rp 2,8 T, Ini Alasannya
Most Popular