
Wow Reksa Dana Sucor Cuan 124%, Asetnya Bikin Jantungan!

Masih dari PT Sucorinvest Asset Management, Sucorinvest Anak Pintar berada di posisi kedua sebagai reksa dana campuran dengan kinerja tertinggi dalam tiga tahun. Adapun total return reksa dana ini mencapai 99,82%. Berikut komposisi portofolio Sucorinvest Anak Pintar.
Obligasi MDKA03BCN1 yang ada di portofolio Sucorinvest Anak Pintar memiliki rating idA dari Pefindo, yang berarti cukup baik, sementara itu MDKA03BCN3 memiliki peringkat yang lebih baik yakni idA+.
Saham Miras baru & rokok
Salah satu saham dengan komposisi terbesar di portofolio Sucorinvest Anak Pintar adalah PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER). BEER adalah produsen minuman beralkohol yang memproduksi Soju dengan kearifan lokal dengan merek Daebak Soju dan Cap Tikus.
Secara market cap, BEER merupakan produsen minuman keras terkecil di bursa. Kapitalisasi pasar BEER masih kalah dari PT Hatten Bali Tbk (WINE), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dan PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).
BEER yang melantai pada Januari 2023 merupakan pendatang baru di bursa, jika dilihat dari awal mula melantai di bursa, harga saham BEER sudah naik 48% hingga 25 Mei 2023. Namun, berinvestasi di saham-saham IPO tentu mengandung risiko yang cukup tinggi dalam jangka panjang, karena bisa saja investor yang sudah memegang saham ini sejak IPO akan memanfaatkan exit strategy.
Dan ketahuilah meski saham BEER jauh lebih sering ditransaksikan daripada kompetitornya, BEER merupakan emiten dengan bisnis miras yang berpotensi dijauhi para investor yang menyukai saham-saham syariah lantaran miras sendiri merupakan minuman non-halal dalam agama Islam.
Sementara itu kepemilikan GGRM juga mengundang sedikit perhatian lantaran, meski di awal tahun ini harga GGRM sempat melesat 53% dari awal 2023 karena laba bersih kuartal I 2023 yang mengalami kenaikan sebesar 82,3% YoY, kenaikan cukai rokok merupakan hal wajib diperhatikan dalam jangka panjang. Hal itupun akan menggerus harga pokok penjualan dari emiten rokok setiap tahunnya.
Ketika terjadi kenaikan harga di satu produk, maka konsumen cenderung akan mencari rokok dari produsen lain yang lebih murah.
