
'Hantu' Resesi Gentayangan, Investasi Apa yang Kasih Cuan?

Saat resesi, biasanya pasar keuangan ikut anjlok. Di Indonesia, misalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 4,85% sepanjang 2020 akibat tekanan pandemi. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terdepresiasi 1,15%.
So, apakah investasi di pasar keuangan adalah langkah yang salah ketika resesi (amit-amit) terjadi? Tidak juga...
Jim Kramer, ahli strategi keuangan yang juga pembawa acara Mad Money di CNBC, menilai justru ada peluang untuk berinvestasi di pasar saham saat resesi. Harga saham yang jatuh membuatnya menarik untuk 'diserok' dengan harapan suatu saat akan bangkit.
Pertanyaannya, saham apa yang bisa menjanjikan cuan?
"Coba Anda bertanya pada diri sendiri. Saat resesi, apakah Anda tetap sikat gigi? Ya. Apakah Anda tetap keramas walau ada resesi? Pasti.
"Jadi kita bicara tentang kebutuhan sehari-hari (staples). Inilah barang yang selalu Anda butuhkan, seburuk apapun kondisi ekonomi," ungkap Kramer, seperti dikutip dari CNBC International.
Selain saham, emas juga bisa menjadi perlindungan ketika resesi. Sifat inilah yang membuat emas mendapat predikat safe haven.
Sepanjang 2020, saat pandemi Covid-19 membuat dunia lumpuh, harga emas dunia di pasar spot melonjak 25,01%. Kala itu, emas jadi salah satu aset dengan kinerja terbaik.
Saat ekonomi berputar lagi, situasi kembali menuju normal, memang harga emas akan cenderung turun. Sepanjang 2021, saat vaksin Covid-19 sudah tersedia dan pembatasan sosial (social distancing) dilonggarkan, harga sang logam mulia turun 3,59%.
Meski begitu, lonjakan harga pda 2020 masih jauh lebih tinggi ketimbang koreksi 2021. Jadi kalau memegang emas sejak awal 2020, cuan masih bisa direngkuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji)[Gambas:Video CNBC]