
PPKM Diperpanjang Ini Pilihan Saham yang Masih Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berjanji bahwa PPKM Darurat bisa dicabut pada 26 Juli 2021 jika tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sehingga pemerintah akan melakukan pembukaan aktivitas secara bertahap. Keputusan ini menjadi salah satu sentimen yang menjadi fokus perhatian investor pasar saham.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximillianus Nico Demus mengungkapkan pelaku pasar dan investor sudah lebih siap dibandingkan PSBB yang pertama. Meski demikian menurutnya dalam jangka panjang tetap akan berpengaruh pada pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Kalau semakin lama dan pemulihan ekonomi semakin ga pasti, impactnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Dampaknya aktivitas ekonomi akan melambat, kalau sudah melambat, daya beli nya pasti turun. Jika daya beli turun konsumsi akan melambat juga, ketika kondisinya menurun maka pengangguran bisa meningkat," kata Maximilianus dalam InvesTime, Rabu (22/7/2021).
Di tengah ketidakpastian ini menurutnya masih ada beberapa sektor yang masih bisa bertahan, seperti konsumer, logistik, dan telco. Dia menjabarkan untuk transportasi dan logistik tetap dibutuhkan meski ada pembatasan mobilitas masyarakat.
"Untuk sektor transportasi dan logistik kami melihat PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) ini salah satu saham harapan yang terdongkrak baik kinerjanya dan juga harga sahamnya," kata dia.
Selain itu, sektor konsumer masih menarik untuk dilirik karena daya tahannya yang kuat menghadapi ketidakpastian. Meski demikian, jika daya beli masyarakat terus menurun maka sektor konsumsi pun akan terimbas, karena produksi pun akan turun jika permintaan turun.
Dia merekomendasikan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
"ICBP jauh lebih baik, karena kalau dilihat ini salah satu saham di sektor yang kuat. Kemudian meski sentimen PPKM masih ada maka UNVR masih bisa bangkit kembali," kata dia.
Selain itu INDF menurutnya cukup menjanjikan, meski demikian investor bisa memilih salah satu antara INDF dengan ICBP. Saat ini ICBP dalam 2-3 minggu terakhir pun menunjukkan tren pemulihan dan masih bisa naik hingga Rp 8.700 per saham dan bisa mendekati Rp 9.000 per saham.
"Apabila lebih dari 9.000 ini menjadi level penting kalau dia tembus batas atasnya, kalau batas kedua tembus kita nanti lihat nanti bisa bertahan di berapa," kata Maximilianus.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-hati Sobat Cuan, Ini Pemicu Naiknya Saham Bank 'Mini'