
Tetep Ngotot Investasi di Saham Ritel? Cek Dulu Jurus Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor ritel Indonesia saat ini tengah mengalami tekanan berat. Terutama dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah guna menekan angka pandemi Covid-19.
Tekanan terhadap bisnis ritel ini juga berdampak pada saham-sahamnya yang mengalami koreksi cukup dalam. Meski demikian, masih ada juga beberapa saham ritel yang berada di zona hijau.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) terkoreksi masing-masing 3,80% di level Rp 760/saham dan 11,61% di Rp 685/saham secara year to date (ytd).
Ada juga saham PT Matahari Putra Prima (MPPA) yang menunjukkan kinerja positif yakni melesat 976% di Rp 1.130/saham, sementara PT Hero Supermarket Tbk (HERO) juga melesat 69,28% di Rp 1.405 ytd berdasarkan data penutupan perdagangan Jumat (4/6/2021).
"Tahun ini memang berat bagi ritel. Meski ada yang membukukan kinerja yang baik. Namun untuk koleksi saham ritel lebih baik menunggu momen tertentu. Misalnya kemarin waktu Lebaran saham [emiten gerai] fashion lumayan alami peningkatan untuk sahamnya," ujar Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika dalam InvesTime CNBC Indonesia, dikutip Jumat (4/6/2021).
Menurutnya, untuk mengoleksi saham ritel, investor masih haru berhati-hati. Pertama, harus dilihat dulu apakah untuk investasi jangka pendek atau panjang. Selain itu perlu juga melihat pergerakan sahamnya, jika naik terlalu signifikan justru ini bahaya.
Sebab, ia menilai kenaikan saham yang terlalu tinggi dan jauh dari fundamental kinerja perusahaan bisa menyebabkan investor boncos alias rugi saat harga sahamnya mendadak turun. Oleh karena perlu dilihat lebih detail sebelum masuk ke saham emiten ritel yang melesat tajam.
Namun, jika sudah terlanjur masuk di saham yang naik signifikan misalnya di MPPA, emiten pengelola Hypermart, maka investor bisa melakukan profit taking atau realisasikan keuntungan sebagian.
"Kalau bisa lakukan profit taking sebagian dulu karena takutnya sahamnya tiba-tiba turun dan longsor," kata dia.
Namun, jika belum masuk ke saham ritel yang kenaikan signifikan maka bisa asal masuk aja atau spekulatif buy. Tapi harus diketahui kenaikannya tidak akan bisa lebih tinggi lagi.
"Tapi sudah pasti upside-nya sudah nggak jauh lagi, akan terbatas," tegasnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Modal Utama Beli Saham Itu 3M & 1D, Apaan tuh?
