
Tips Sederhana Agar Saham Kaga Nyangkut Gaes

Jakarta, CNBC Indonesia - Nyangkut saham makin sering terjadi ketika tingginya minat masyarakat berinvestasi tidak simultan dengan jalannya literasi. Banyak investor maupun utamanya trader pemula yang merasakan pil pahit ini.
CEO Finvesol Consulting Indonesia, Fendi Susiyanto menilai ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar saham kita tidak nyangkut, mulai dari riset saham pilihan hingga disiplin menentukan batas cutloss.
Dalam melakukan riset, investor maupun trader sebaiknya memahami dua analisis, baik fundamental maupun teknikal. Investor jangka panjang biasanya menggunakan metode pertama, sedangkan trader sebaiknya memahami analisis teknikal. Namun, ketika bingung karena banyaknya pilihan, tidak sedikit trader yang menanamkan modalnya pada saham pilihan sekuritas.
"Tidak menjamin, siapapun orangnya yang memberi rekomendasi, pasti hanya menggunakan alat analisa dengan pertimbangan asumsi-asumsi. Pasti ada disclaimer, kalau ada apa-apa bukan salah kita, banyak juga kasus rekomendasi para analis ngga terjadi (untung) tapi malah kerugian," katanya.
Potensi kerugian makin besar ketika trader tidak menyiapkan pengetahuan dengan baik. literasi juga tidak boleh ketinggalan. Pasalnya, banyak investor pemula yang akhirnya nyangkut di saham-saham tertentu.
"Kita beli saham di harga tertentu misal 1.000, ternyata ga sesuai ekspektasi. ekspektasi 1.000 ke 1300, tapi ternyata berbalik harga malah turun ke 900, 800 dan sebagainya, nyangkut kalau kondisi seperti potensi kerugian tapi dibiarkan, ngga lakukan apa-apa mungkin karena keraguan, jadi bukan berarti kerugian besar atau kecil, tapi potensi rugi tapi dibiarkan dan ini berbahaya," katanya.
Bahayanya adalah harga saham tersebut makin turun ke level terendah, padahal proyeksi awal kerugian tidak akan sebesar itu. Bukan tidak mungkin, harga saham di level 1000 jatuh ke jurang dasar hingga 50 perak. Kerugian sampai 90-100% sangat berbahaya bagi seorang trader. Karenanya, kebiasaan untuk cutloss menjadi sangat penting.
"Ini perkara habbit, mental kita belum siap untuk menjadi seorang trader, lalu ketidaktahuan. Ada dua faktor, yakni beli saham tanpa analisa baik dan benar, kedua beli saham tanpa perencanaan baik. ini menunjukkan trader belum siap," sebutnya.
Besaran nilai cutloss pun bergantung pada kemampuan masing-masing trader. Jika mampu menahan lebih besar, maka nilai persentase cutloss bisa lebih tinggi, begitu pun sebaliknya. Namun, ada nilai yang kerap menjadi pilihan bagi sebagian trader.
"Depends on you, tiap orang berbeda-beda, ada yang 3%, 5% bahkan ada 15% hingga 20%. Tergantung seberapa kuat menahan rugi. Caranya gampang, Ketika trading rugi kemudian ngga bisa tidur, ngga cocok itu, bisa di 3% aja. Kalau 10% anda rugi bisa tidur pules dan ngga stres maka bisa disitu," sebut Fendi.
"Jadi sangat tergantung anda sendiri tapi rata-rata 3%-8%, di Indonesia variatif karena ada fraksi harga, kalau fraksi di atas 5.000 mungkin 3%, 5%. Kalau fraksi harga 200 sampai di bawah 5.000 mungkin bisa 8%-10% biasanya," lanjutnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Jadi Trader Saham Buat Pemula? Simak Dulu Aturan Mainnya