
Amankah Investasi pada Saham Emiten Punya Utang Besar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dunia investasi saham pasti akan mendengar jika sektor perbankan dan konstruksi memiliki utang yang banyak. Namun Direktur The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) Dwi Shara Soekarno mengatakan memang wajar jika industri perbankan dan konstruksi memiliki utang.
"Industri perbankan, konstruksi, properti memang tidak bisa jauh dari utang karena memang mereka membutuhkan modal yang luar biasa. Mereka itu padat modal, sehingga itu yang utama dari industri itu utang pasti cukup besar," kata Shara dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (26/1/2021).
Meski begitu, menurut Shara, orang tetap bisa mengukur kesehatan dari perusahaan di industri tersebut. "Ada beberapa rasio-rasio keuangan perusahan yang cukup standar, dan bisa kita bandingkan. Jangan lupa benchmarking dengan perusahaan lain yang ada dalam opsi kita," ungkapnya.
Kemudian Shara juga menjelaskan mengenai return on assets, yakni pengembalian aset menunjukkan persentase seberapa menguntungkan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
"Misalnya sebuah konstruksi punya aset, tingkat pengembaliannya seperti apa sih. Seberapa besar juga utang-utangnya dari return on equity, dimana semakin optimal sebuah perusahaan memanfaatkan modalnya. Jadi cukup banyak perlu dilihat untuk industri perbankan dan properti," paparnya.
Shara menjelaskan aturan di industri ini, ketika sedang naik daun, mereka akan terlihat luar biasa. Sebaliknya, saat sedang menurun, mereka akan kurang baik.
"Dan ini mendukung dari sisi, misalnya bunga. Sementara utang selalu terpengaruh dari bunga. Jadi salah satu diantaranya, mereka akan cukup besar dropnya, dan naiknya juga membutuhkan waktu yang lama," tambahnya.
"Tapi perbankan cukup menjaga kesehatannya, apa lagi regulator yang memang menjaga hal tersebut, sehingga aman untuk investor."
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Jadi Trader Saham Buat Pemula? Simak Dulu Aturan Mainnya