Berat Banget Harga Emas Antam Tembus Rp 1 Juta, Sabar ya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 January 2021 09:57
Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam kembali turun pada perdagangan Jumat (8/1/2021), melanjutkan penurunan hari sebelumnya.

Harga emas Antam kini makin berat kembali ke Rp 1 juta per batang untuk satuan 1 gram.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 969.000/batang, turun 0,21% dibandingkan harga kemarin. Kali terakhir emas satuan 1 gram menyentuh Rp 1 juta per batang pada 9 November 2020 lalu.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,22% ke Rp 91.112.000/batang atau Rp 911.120/gram. 

Harga emas dunia yang kembali turun pada perdagangan Kamis kemarin turut menyeret turun harga emas Antam. Di awal pekan ini, atau di pembukaan perdagangan 2021, harga emas dunia langsung meroket 2,4%, sehari setelahnya kembali naik 0,36%, yang memunculkan harapan berlanjutnya tren menanjak emas dunia, dan emas Antam bisa kembali ke Rp 1 juta per batang lagi.

Namun, pada perdagangan Rabu lalu, harga emas dunia ambrol 1,63% dan kemarin turun lagi 0,33%, alhasil emas Antam kembali turun.

Harga emas yang berbalik melemah akibat dolar AS yang bangkit dari level terendah sejak Maret 2018 dalam 2 hari terakhir. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali naik 0,33% kemarin.

Ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini, serta kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi pemicu bangkitnya indeks dolar AS. Selain itu, pernyataan para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi membuat dolar AS "mengamuk".

"Saya terdorong untuk melihat peningkatan indikator ekspektasi inflasi... Itu yang berusaha kami bantu" kata Thomas Barkin, Presiden The Fed Richmond dalam wawancara degan Reuters Kamis kemarin.

Di tempat berbeda, Presiden The Fed St. Louis, James Bullard mengatakan semua faktor yang akan memicu inflasi sudah ada, dari kebijakan moneter dan fiskal. Bullard mengatakan saat ini kebijakan fiskal sangat powerful, dan kemungkinan akan ada tambahan lagi saat pemerintahan Joseph 'Joe' Biden.

Melihat pernyataan pejabat The Fed tersebut, emas sebenarnya berpeluang menguat lagi, sebab inflasi yang diprediksi naik dan kemungkinan adanya stimulus fiskal tambahan. Emas secara tradisional merupakan lindung nilai terhadap inflasi, ketika inflasi melesat naik, maka permintaannya akan meningkat.

Namun di sisi lain, ekspektasi kenaikan inflasi tersebut memicu penguatan dolar AS, sebab jika inflasi terus melesat maka The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan untuk mulai mengurangi nilai program pembelian asetnya (quantitative easing/QE) yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan.

Penguatan dolar AS memberikan tekanan bagi emas, begitu juga dengan pengurangan nilai QE. Sehingga harga emas kemungkinan masih akan naik turun dalam jangka pendek.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular