Anjlok 2% Pekan Ini, Emas Antam Punya Potensi To The Moon!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 November 2020 10:20
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Harga emas dunia sepanjang tahun ini, hingga Jumat kemarin sudah sekitar 24%. Sementara jika melihat rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons yang dicapai pada 17 Agustus lalu, emas melesat 36% dari posisi akhir tahun 2019 lalu.

Kondisi yang membuat harga emas melesat di tahun ini sama dengan 2008 yakni krisis dan stimulus moneter dan fiskal. Yang membedakan, krisis di perekonomian kali ini dipicu oleh pandemi penyakit virus corona (Covid-19), sementara di tahun 2008 akibat subprime mortgage.

Tetapi langkah yang diambil sama oleh bank sentral dan pemerintah sama, khususnya di Amerika Serikat (AS).

The Fed membabat habis suku bunga acuannya menjadi 0,25%, dan menggelontorkan program pembelian aset (quantitative easing/QE). Yang membedakan, QE kali ini jauh lebih besar dari tahun 2008.

Sebab, The Fed mengatakan berapa pun nilainya akan digelontorkan selama dibutuhkan oleh perekonomian, sementara pada periode 2008 lalu, nilainya dipatok per bulan.

Besarnya QE yang dilakukan The Fed tercermin dari Balance Sheet The Fed yang menunjukkan nilai aset (surat berharga) yang dibeli melalui kebijakan quantitative easing. Semakin banyak jumlah aset yang dibeli, maka balance sheet The Fed akan semakin besar.

Balance Sheet The Fed mengalami lonjakan signifikan sejak September 2008, dan terus menanjak setelahnya. Agustus 2008, nilai Balance Sheet The Fed masih di bawah US$ 1 triliun, di akhir 2011 nilainya nyaris US$ 3 triliun. Emas terus bergerak naik pada periode tersebut hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada September 2011.

QE pertama digelontorkan pada November 2008, harga emas di akhir Oktober berada di level US$ US$ 723/troy ons, emas dunia kemudian terus melesat hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa saat itu US$ 1.920/troy ons, pada 6 September

Artinya selama periode tersebut harga emas dunia melesat 165%.

Di tahun ini, Balance Sheet The Fed melonjak signifikan, dari sekitar US$ 4,1 triliun di bulan Februari lalu, langsung melesat naik hingga saat ini lebih dari US$ 7 triliun. Kenaikan sekitar US$ 3 triliun hanya dalam tempo beberapa bulan saja.

Balance Sheet The Fed diperkirakan masih akan bertambah lagi ke depannya, sehingga harga emas tentunya berpeluang naik, mengulang periode 2008.

Jika berkaca dari 2008 hingga 2011, dimana kenaikan emas mencapai 165%, jika terjadi lagi mulai tahun ini harga emas tentunya akan memecahkan rekor tertinggi lagi.

Di akhir Februari lalu, emas berada di level US$ 1.584/troy ons, jika mengalami kenaikan 165% artinya harga emas dunia bisa mencapai sekitar US$ 4.200/troy ons. Artinya, harga emas Antam ke Rp 1,8 juta/gram berpotensi terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular