
Pembelian Reksa Dana ETF Diprediksi Makin Banyak, kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indo Premier Sekuritas memperkirakan akan lebih banyak lagi penerbitan reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa atau Exchange Traded Fund (ETF) pada 2020 mendatang. Salah satunya disebabkan oleh makin tingginya kesadaran investor, terutama investor institusional untuk memilih portofolio yang lebih transparan dalam transaksinya.
Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The mengatakan pertumbuhan ETF di tahun 2019 terbilang besar karena semakin banyak partisipan yang menerbitkan produk sehingga produk yang ditawarkan juga makin banyak.
"Momentum 2019 saja cukup kuat ya, dari partisipasi manajer investasi bertambah banyak, jumlah AUM [dana kelolaan, asset under management] juga meningkatnya tajam. Kita yakin momentumnya akan berlanjut tahun depan," kata Moleonoto di Kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Dia menyebutkan, produk reksa dana ini menjadi portofolio yang paling cocok bagi investor institusi lantaran produk ETF lebih transparan dalam tata kelolanya.
Hingga saat ini Indo Premier menguasai 97% dari pangsa pasar sebagai dealer partisipan ETF di Indonesia. Perusahaan manajer investasi yang masuk grup Indo Premier, yakni PT Indo Premier Investment Management (IPIM) juga menjadi pelopor penerbitan ETF di Indonesia.
Dari total dana kelolaan (AUM) ETF secara industri yang mencapai Rp 15 triliun hingga 14 November lalu, sementara ETF Indo Premier sudah mencapai Rp 10 triliun.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan dari ETF bertumbuh lima kali lipat dalam waktu hampir 5 tahun terakhir, dari Rp 2,6 triliun pada 2015 menjadi Rp 15 triliun sampai 14 November 2019 lalu dengan jumlah 33 produk, naik 26 produk dari hanya 7 produk di awal 2015.
Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto mengatakan pertumbuhan ETF ini terjadi seiring dengan pertumbuhan produk yang semakin banyak dan partisipan yang menerbitkan produk tersebut.
"Sejalan dengan perkembangan ETF secara global yang terus meningkat 21% per tahun sejak 2005 dan diperkirakan akan terus berlanjut, berdasarkan report EY 2017. Hal ini tidak terlepas dari tren investasi investor global yang berinvestasi ke produk investasi yang dikelola secara pasif karena berbiaya lebih rendah," kata Sujanto, dalam kesempatan yang sama, di Kawasan SCBD.
Reksa dana ETF, menurut definisi OJK, adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan diperjualbelikan layaknya seperti saham di bursa yang dapat dicermati pergerakannya.
![]() |
ETF ditujukan untuk memperoleh hasil investasi selayaknya bahkan outperform market return. Oleh karena itu, yang menjadi acuan dari produk ini adalah market indeks.
Adapun terkait manfaat, risiko, dan kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis reksa dana lainnya. Perbedaannya adalah bahwa reksa dana ETF dapat dibeli melalui perusahaan efek (broker) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan bukan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).
BEI mendefinisikan ETF adalah reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.
Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
Apa sih ETF? Simak penjelasannya
(tas/tas) Next Article Yuk, Cari Tau Peluang Investasi ETF
