Disokong Softbank, Ajaib Gaet Ribuan Investor dalam 3 Bulan
28 March 2019 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Ajaib, platform investasi yang mengincar investor baru pasar modal sebagai target pasar, berhasil mendapatkan beberapa ribu nasabah dalam 3 bulan pertama tahun ini.
Anderson Sumarli, Chief Executive Officer PT Takjub Teknologi Indonesia yang mengembangkan aplikasi (apps) bernama Ajaib, mengatakan aplikasi perseroan sudah menjaring ribuan investor sejak mulai dioperasikan secara komersil pada awal tahun ini.
"Sudah beberapa ribu nasabah, jumlahnya akan mencapai target pertama kami dalam waktu dekat, yang akan kami segera umumkan pada awal April. Begitu juga jumlah dana kelolaan reksa dananya," ujar Anderson yang juga menjadi salah satu pendiri Ajaib kepada CNBC Indonesia, akhir pekan lalu (22/3/19).
Dari total nasabah tersebut, persentase yang sudah menambah investasinya (top up) mendekati angka 50%, dan sebanyak 90% di antara nasabah tersebut adalah investor yang benar-benar baru pertama kali berinvestasi di reksa dana.
Ajaib adalah apps investasi reksa dana yang berinteraksi yang mengedepankan kesederhanaan dan kemudahan melalui gawai ponsel pintar.
Prosesnya mulai dari pendaftaran tanpa dokumen fisik sama sekali dan dalam waktu 5 menit, alokasi aset yang disarankan, serta pembelian dan penjualan reksa dana yang sudah dapat dilakukan secara digital yang cepat sekaligus sederhana.
Nama merek usaha itu sendiri diambil dari keajaiban yang dirasakan seorang investor ketika pertama kali berinvestasi dan merasakan manfaatnya, sehingga rasa ajaib itu harus ditularkan kepada orang lain agar dapat merasakan sensasi yang sama serta keuntungan yang dapat dipetik ke depannya.
Anderson bersama dengan Yada Piyajomkwan asal Thailand, yang memiliki latar belakang dari konsultan global McKinsey & Company, merupakan dua pendiri Takjub Teknologi Indonesia dengan merek dagang Ajaib.
Saat ini perseroan sudah bekerja sama dengan manajer investasi PT CIMB-Principal Asset Management, PT Ciptadana Asset Management, PT RHB Asset Management Indonesia, PT Henan Putihrai Asset Management, dan PT Trimegah Asset Management.
Sebanyak 22 reksa dana dari lima fund manager itu disediakan sebagai pilihan produk yang dapat ditilik investor setelah melewati proses mengenali profil investasi, yang dapat ditambah dengan layanan konsultasi investasi personal dengan perencana keuangan internal Ajaib.
Dana minimal investasi yang disarankan bagi nasabah barunya hanya Rp 400.000 yang nantinya dapat ditempatkan pada pilihan reksa dana yang akan disarankan oleh apps maupun oleh perencana keuangan.
Meskipun memiliki kerangka dan target internal, Anderson juga mengatakan jumlah nasabah dan dana kelolaan bukanlah target utama perseroan karena niat perseroan adalah edukasi dan literasi kepada calon investor, terutama yang belum pernah berinvestasi.
"Target kami memang anak kuliahan atau milenial yang baru berpenghasilan, karena tingkat investasi di Indonesia rendah sehingga potensinya sangat besar, bahkan kalau kami berhasil mendapatkan 10%-nya dari 99,6%, sisanya masih besar, sehingga tidak ada persaingan dengan agen penjual reksa dana lain."
Besarnya potensi tersebut, tutur Anderson, dapat dilihat dari 250 juta penduduk di mana baru sekitar 1 juta penduduk Indonesia yang sudah menjadi investor pasar modal, atau berporsi 0,4%.
Dia mengatakan Indonesia menjadi target pertama perusahaan yang digawangi Anderson dan 20-an rekan-rekannya yang umurnya tidak terlalu berjauhan, tetapi masih berniat fokus di Indonesia yang peluangnya masih besar sebelum menggarap negara lain di Asia Tenggara.
Saat ini, Anderson yang baru saja berulang tahun yang ke-25 memiliki bekal gelar MBA dari Stanford University, California dengan pengalaman kerja di perusahaan multinasional seperti International Business Machine Corp (IBM), The Boston Consulting Group (BCG), JPMorgan, serta perusahaan lokal PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sinarmas Sekuritas.
Dia bertemu dengan Yada ketika sama-sama berkuliah di Standford bersama seorang rekan lain serta menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang ikut serta dalam inkubator startup bernama Y Combinator di Silicon Valley, San Francisco, pada Agustus tahun lalu.
Ajaib baru menyelesaikan putaran pendanaan awal dan berhasil menggalang dana senilai S$ 2,1 juta (Rp 29,7 miliar) yang dipimpin oleh SoftBank Ventures, Y Combinator, Alpha JWC, Insignia Ventures Partners, dan mantan mitra Sequoia Capital yang tidak diungkapkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas)
Anderson Sumarli, Chief Executive Officer PT Takjub Teknologi Indonesia yang mengembangkan aplikasi (apps) bernama Ajaib, mengatakan aplikasi perseroan sudah menjaring ribuan investor sejak mulai dioperasikan secara komersil pada awal tahun ini.
"Sudah beberapa ribu nasabah, jumlahnya akan mencapai target pertama kami dalam waktu dekat, yang akan kami segera umumkan pada awal April. Begitu juga jumlah dana kelolaan reksa dananya," ujar Anderson yang juga menjadi salah satu pendiri Ajaib kepada CNBC Indonesia, akhir pekan lalu (22/3/19).
Dari total nasabah tersebut, persentase yang sudah menambah investasinya (top up) mendekati angka 50%, dan sebanyak 90% di antara nasabah tersebut adalah investor yang benar-benar baru pertama kali berinvestasi di reksa dana.
Ajaib adalah apps investasi reksa dana yang berinteraksi yang mengedepankan kesederhanaan dan kemudahan melalui gawai ponsel pintar.
![]() |
Prosesnya mulai dari pendaftaran tanpa dokumen fisik sama sekali dan dalam waktu 5 menit, alokasi aset yang disarankan, serta pembelian dan penjualan reksa dana yang sudah dapat dilakukan secara digital yang cepat sekaligus sederhana.
Nama merek usaha itu sendiri diambil dari keajaiban yang dirasakan seorang investor ketika pertama kali berinvestasi dan merasakan manfaatnya, sehingga rasa ajaib itu harus ditularkan kepada orang lain agar dapat merasakan sensasi yang sama serta keuntungan yang dapat dipetik ke depannya.
Anderson bersama dengan Yada Piyajomkwan asal Thailand, yang memiliki latar belakang dari konsultan global McKinsey & Company, merupakan dua pendiri Takjub Teknologi Indonesia dengan merek dagang Ajaib.
Saat ini perseroan sudah bekerja sama dengan manajer investasi PT CIMB-Principal Asset Management, PT Ciptadana Asset Management, PT RHB Asset Management Indonesia, PT Henan Putihrai Asset Management, dan PT Trimegah Asset Management.
Sebanyak 22 reksa dana dari lima fund manager itu disediakan sebagai pilihan produk yang dapat ditilik investor setelah melewati proses mengenali profil investasi, yang dapat ditambah dengan layanan konsultasi investasi personal dengan perencana keuangan internal Ajaib.
Dana minimal investasi yang disarankan bagi nasabah barunya hanya Rp 400.000 yang nantinya dapat ditempatkan pada pilihan reksa dana yang akan disarankan oleh apps maupun oleh perencana keuangan.
Meskipun memiliki kerangka dan target internal, Anderson juga mengatakan jumlah nasabah dan dana kelolaan bukanlah target utama perseroan karena niat perseroan adalah edukasi dan literasi kepada calon investor, terutama yang belum pernah berinvestasi.
"Target kami memang anak kuliahan atau milenial yang baru berpenghasilan, karena tingkat investasi di Indonesia rendah sehingga potensinya sangat besar, bahkan kalau kami berhasil mendapatkan 10%-nya dari 99,6%, sisanya masih besar, sehingga tidak ada persaingan dengan agen penjual reksa dana lain."
Besarnya potensi tersebut, tutur Anderson, dapat dilihat dari 250 juta penduduk di mana baru sekitar 1 juta penduduk Indonesia yang sudah menjadi investor pasar modal, atau berporsi 0,4%.
Dia mengatakan Indonesia menjadi target pertama perusahaan yang digawangi Anderson dan 20-an rekan-rekannya yang umurnya tidak terlalu berjauhan, tetapi masih berniat fokus di Indonesia yang peluangnya masih besar sebelum menggarap negara lain di Asia Tenggara.
Saat ini, Anderson yang baru saja berulang tahun yang ke-25 memiliki bekal gelar MBA dari Stanford University, California dengan pengalaman kerja di perusahaan multinasional seperti International Business Machine Corp (IBM), The Boston Consulting Group (BCG), JPMorgan, serta perusahaan lokal PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sinarmas Sekuritas.
Dia bertemu dengan Yada ketika sama-sama berkuliah di Standford bersama seorang rekan lain serta menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang ikut serta dalam inkubator startup bernama Y Combinator di Silicon Valley, San Francisco, pada Agustus tahun lalu.
Ajaib baru menyelesaikan putaran pendanaan awal dan berhasil menggalang dana senilai S$ 2,1 juta (Rp 29,7 miliar) yang dipimpin oleh SoftBank Ventures, Y Combinator, Alpha JWC, Insignia Ventures Partners, dan mantan mitra Sequoia Capital yang tidak diungkapkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Pevita, Iqbaal & Ghozali Ajak Milenial Join Ajaib Squad Game
(tas)