
Oktober 2018, AJB Bumiputera Membayar Klaim Rp 3,3 T
Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 November 2018 16:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen baru Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menyatakan pembayaran klaim menjadi prioritas utama perusahaan. Buktinya, Januari hingga pertengahan Oktober 2018, AJB Bumiputera telah membayarkan klaim sebesar Rp 3,3 triliun.
"Kami akan lanjutkan komitmen tersebut namun kami membutuhkan waktu untuk berbenah," ujar Direktur Utama Sutikno Sjarif dalam keterangan resminya, Kamis (1/11/2018).
Asal tahu saja, hari ini AJB Bumiputera 1912 mengumumkan manajemen baru setelah lulus fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mulai hari ini AJB Bumiputera akan dipimpin empat direksi dan satu komisaris utama.
Sutikno Sjarif ditunjuk sebagai direktur utama, Yusuf Budi Baik menjadi direktur bisnis dan pemasaran dan Sri Rahayu menjabat sebagai direktur teknik. Ketiganya merupakan alumni dari Asuransi Zurich Life.
Selain itu ada Dena Chaerudin, yang ditunjuk sebagai direktur sumber daya manusia. Selain itu, Achmad Jazidie ditunjuk sebagai komisaris utama AJB Bumiputera 1912.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi mengatakan dengan bertugasnya manajemen baru in pengelola statuter sudah tidak bertugas lagi.
"[Pengelola] statuter otomatis dibatalkan, jadi sudah ditarik lagi, sudah tidak bertugas lagi. Statuter otomatis ditarik karena adanya pengesahan direksi baru," tambah Riswinandi.
Asal tahu saja, pada 2016 silam OJK mengangkat pengelola statuter untuk melakukan serangkaian penyelamatan terhadap AJB Bumiputera. Asuransi mutual dan tertua di Indonesia ini menghadapi masalah defisit keuangan.
Tugas utama pengelola statuter adalah memastikan terselenggaranya kegiatan operasional perusahaan secara baik dan lancar serta melakukan restrukturisasi secara menyeluruh terhadap AJB Bumiputera 1912 guna memperkuat kondisi keuangan perusahaan.
Untuk memastikan langkah penguatan AJB Bumiputera 1912 melalui program restrukturisasi perusahaan, pengurus baru akan didukung antara lain oleh konsultan keuangan PricewaterhouseCoopers, Tax Auditor Rustam Consulting,Actuary PT Milliman Indonesia, PT BNP Paribas dan perusahaan sekuritas seperti PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT BNI Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan hitung-hitungan yang sempat dilansir Pengelola Statuter pada 2016 lalu, defisit keuangan Bumiputera pada periode 2017-2021 berkisar Rp 2,1-2,5 triliun per tahun. Angka tersebut dengan memperhitungkan klaim jatuh tempo.
(roy/miq) Next Article Bos AJB Bumiputera: Pembayaran Klaim Jadi Prioritas Utama
"Kami akan lanjutkan komitmen tersebut namun kami membutuhkan waktu untuk berbenah," ujar Direktur Utama Sutikno Sjarif dalam keterangan resminya, Kamis (1/11/2018).
Asal tahu saja, hari ini AJB Bumiputera 1912 mengumumkan manajemen baru setelah lulus fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mulai hari ini AJB Bumiputera akan dipimpin empat direksi dan satu komisaris utama.
Selain itu ada Dena Chaerudin, yang ditunjuk sebagai direktur sumber daya manusia. Selain itu, Achmad Jazidie ditunjuk sebagai komisaris utama AJB Bumiputera 1912.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi mengatakan dengan bertugasnya manajemen baru in pengelola statuter sudah tidak bertugas lagi.
"[Pengelola] statuter otomatis dibatalkan, jadi sudah ditarik lagi, sudah tidak bertugas lagi. Statuter otomatis ditarik karena adanya pengesahan direksi baru," tambah Riswinandi.
Asal tahu saja, pada 2016 silam OJK mengangkat pengelola statuter untuk melakukan serangkaian penyelamatan terhadap AJB Bumiputera. Asuransi mutual dan tertua di Indonesia ini menghadapi masalah defisit keuangan.
Tugas utama pengelola statuter adalah memastikan terselenggaranya kegiatan operasional perusahaan secara baik dan lancar serta melakukan restrukturisasi secara menyeluruh terhadap AJB Bumiputera 1912 guna memperkuat kondisi keuangan perusahaan.
Untuk memastikan langkah penguatan AJB Bumiputera 1912 melalui program restrukturisasi perusahaan, pengurus baru akan didukung antara lain oleh konsultan keuangan PricewaterhouseCoopers, Tax Auditor Rustam Consulting,Actuary PT Milliman Indonesia, PT BNP Paribas dan perusahaan sekuritas seperti PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT BNI Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan hitung-hitungan yang sempat dilansir Pengelola Statuter pada 2016 lalu, defisit keuangan Bumiputera pada periode 2017-2021 berkisar Rp 2,1-2,5 triliun per tahun. Angka tersebut dengan memperhitungkan klaim jatuh tempo.
(roy/miq) Next Article Bos AJB Bumiputera: Pembayaran Klaim Jadi Prioritas Utama
Most Popular