
Suku Bunga Naik, Pasar Volatil? Saatnya Reksa Dana Pasar Uang
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
10 July 2018 08:19

Isi portofolio investasi reksa dana tersebut adalah instrumen investasi yang termasuk dalam kelas lebih konservatif (dibandingkan dengan saham, obligasi bertenor menengah dan panjang baik berupa surat utang negara maupun korporasi).
Konservatif dalam hal ini dapat dipahami sebagai: nilainya tidak besar, keuntungan di kisaran satu digit, ketika di saat yang sama instrumen jenis lain mampu membukukan tingkat keuntungan berlipat, baik belasan bahkan puluhan persen setahun.
Meski tingkat pengembalian investasinya (return) rendah, tetapi RDPU menjadi satu-satunya instrumen yang kokoh manakala gonjang-ganjing pasar modal dunia menekan retuen instrumen lain.
Contohnya, ketika pasar saham dan obligasi memerah pada semester I-2018, RDPU justru menunjukkan kinerja positif. Data PT Infovesta Utama menunjukkan indeks reksa dana pasar uang (Infovesta Money Market Fund Index) membukukan return 1,9% sepanjang paruh pertama 2018.
Positifnya indeks pasar uang tersebut terjadi ketika Infovesta Equity Fund Index turun 5,94%, Infovesta Balanced Fund Index melemah 3,95%, dan Infovesta Fixed Income Fund Index turun 3,8%.
Lalu bagaimana caranya mengoleksi RDPU? Pertama-tama, untuk memaksimalkan keuntungan anda, jangan alokasikan seluruh investasi anda ke RDPU, melainkan perlu diversifikasi ke investasi lain seperti reksa dana saham. RDPU harus difungsikan sebagai penyangga (buffer).
RDPU dapat dialokasikan sebagai dana yang akan dibutuhkan dengan waktu di bawah 1 tahun, atau menjadi dana darurat yang dapat digunakan sewaktu-waktu, misalnya jika ada keluarga yang sakit atau kebutuhan mendesak yang perlu ditarik kurang dari sepekan.
Menurut hemat kami, cukup alokasikan 20% dari pendapatan Anda untuk membeli RDPU ini, dan sissanya ditanam ke produk investasi lainnya. Ingat, jumlah ini terhitung final, di luar pengeluaran rutin, cicilan rutin, serta biaya sosial dan rekreasi Anda.
Pengeluaran rutin perlu diparkir di rekening tabungan sehingga dapat diambil sewaktu-waktu melalui ATM. Cicilan rutin seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan, dan asuransi juga perlu dialokasikan lebih dulu, baru kemudian biaya rekreasi dan hobi, serta investasi.
Dari alokasi investasi, alokasikan minimal 20% pada RDPU, dan sisanya sesuai dengan profil investasi Anda yang bisa berupa reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, saham langsung, obligasi langsung, atau tambahkan lagi ke RDPU.
Untuk membeli produk reksa dana, investor harus membuka rekening di agen penjual reksa dana (bisa berbentuk e-commerce, fintech, atau bank), atau di manajer investasi tempat reksa dana itu dijual, atau langsung ke sekuritas.
Mudah kan? Jadi, kapan lagi? Kini saatnya bagi anda untuk naik kelas menjadi investor!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
Konservatif dalam hal ini dapat dipahami sebagai: nilainya tidak besar, keuntungan di kisaran satu digit, ketika di saat yang sama instrumen jenis lain mampu membukukan tingkat keuntungan berlipat, baik belasan bahkan puluhan persen setahun.
Meski tingkat pengembalian investasinya (return) rendah, tetapi RDPU menjadi satu-satunya instrumen yang kokoh manakala gonjang-ganjing pasar modal dunia menekan retuen instrumen lain.
Positifnya indeks pasar uang tersebut terjadi ketika Infovesta Equity Fund Index turun 5,94%, Infovesta Balanced Fund Index melemah 3,95%, dan Infovesta Fixed Income Fund Index turun 3,8%.
Lalu bagaimana caranya mengoleksi RDPU? Pertama-tama, untuk memaksimalkan keuntungan anda, jangan alokasikan seluruh investasi anda ke RDPU, melainkan perlu diversifikasi ke investasi lain seperti reksa dana saham. RDPU harus difungsikan sebagai penyangga (buffer).
RDPU dapat dialokasikan sebagai dana yang akan dibutuhkan dengan waktu di bawah 1 tahun, atau menjadi dana darurat yang dapat digunakan sewaktu-waktu, misalnya jika ada keluarga yang sakit atau kebutuhan mendesak yang perlu ditarik kurang dari sepekan.
Menurut hemat kami, cukup alokasikan 20% dari pendapatan Anda untuk membeli RDPU ini, dan sissanya ditanam ke produk investasi lainnya. Ingat, jumlah ini terhitung final, di luar pengeluaran rutin, cicilan rutin, serta biaya sosial dan rekreasi Anda.
Pengeluaran rutin perlu diparkir di rekening tabungan sehingga dapat diambil sewaktu-waktu melalui ATM. Cicilan rutin seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan, dan asuransi juga perlu dialokasikan lebih dulu, baru kemudian biaya rekreasi dan hobi, serta investasi.
Dari alokasi investasi, alokasikan minimal 20% pada RDPU, dan sisanya sesuai dengan profil investasi Anda yang bisa berupa reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, saham langsung, obligasi langsung, atau tambahkan lagi ke RDPU.
Untuk membeli produk reksa dana, investor harus membuka rekening di agen penjual reksa dana (bisa berbentuk e-commerce, fintech, atau bank), atau di manajer investasi tempat reksa dana itu dijual, atau langsung ke sekuritas.
Mudah kan? Jadi, kapan lagi? Kini saatnya bagi anda untuk naik kelas menjadi investor!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
Pages
Most Popular