MARKET DATA

Bisnis Bioskop Korea Mau Ekspansi 2026, Kantong Warga RI Jadi Acuan

Arrijal Rachman,  CNBC Indonesia
24 December 2025 13:56
Pengunjung membeli tiket saat akan menonton bioskop di CGV Central Park, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Pemerintah telah mengumumkan bioskop boleh kembali beroperasi untuk wilayah yang berada di level 2-3 PPKM di wilayah Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali. Pemprov DKI Jakarta hari ini melakukan uji coba pembukaan bioskop selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Uji coba dilakukan di seluruh bioskop di Jakarta. Pembukaan bisokop tersebut harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pengunjung yang datang harus menyiapkan aplikasi dan akun PeduliLindungi. Saat akan masuk, ada ketentuan scan QR Code di pintu masuk Platinum, kemudian klik check-in. Begitu pun saat keluar pengunjung harus meng-klik check-out di aplikasi. Selain menggunakan aplikasi PeduliLindung pengunjung yang datang wajib sudah vaksin dua kali, berusia 12 tahun keatas serta maksimal kapasitas 50% tanpa makan dan minum di dalam ruangan. Aturan ini sesuai dengan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1096 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3. Kepgub tersebut ditandatangani Gubernur Anies Baswedan pada 13 September 2021. Di bisokop yang berlokasi di Central Park ini, menayangkan beragam film favorit seperti Black Widow, Shang-Chi, Malignant, The Suicide Squad, Free Guy, Snake Eyes, Space jam, Stillwater, Hard Hit, Escape From Mogadishu, Blackpink : The Movie. Dari pantau di lokasi, pengunjung yang datang untuk menonton masih sepi. Pasa sore hari ini pengunjung yang menonton di dalam studio tidak lebih dari 10 orang. Sebelumnya pada tanggal 5 Juli 2021, bioskop sempat berhenti beroperasi menyesuaikan regulasi PPKM guna menekan jumlah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana bioskop yang kembali beroperasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri sinema atau bioskop di Indonesia terus mengalami pengembangan, termasuk yang datang dari luar negeri, seperti Korea Selatan melalui jaringan CGV. Daya beli masyarakat Indonesia yang membaik menjadi modal untuk ekspansi ke depan.

Sajian yang disuguhkan industri itu kepada penonton bahkan tidak lagi hanya dalam bentuk film, melainkan juga merambah ke konten-konten alternatif, seperti konser di ruang biskop, hingga nonton bareng pertandingan sepak bola alias nobar.

Chief Marketing Officer CGV Indonesia Ssun Kim mengatakan, harga untuk menonton konten alternatif bahkan kerap lebih mahal dari film bioskop. Namun, tingkat keterisiannya lebih tinggi dibanding konten konvensional.

"Harga untuk konten alternatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan konten biasa," kata Ssun dalam diskusi yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), dikutip Rabu (24/12/2025).

Ssun mencontohkan saat CGV menggelar konser K-Pop, yakni Seventeen pada tahun ini, tingkat keterisian penontonnya lebih tinggi dari keterisian nonton sinema. Padahal, ia mengatakan, harga yang dibanderol ialah Rp350.000.

"Itu berarti lebih dari enam kali lipat harga tiket normal. Namun demikian, tingkat keterisiannya justru sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan konten biasa," paparnya.

"Jadi, hal itu menjadi alasan utama mengapa saya bisa mengatakan bahwa daya beli generasi Millenials, Gen Z terus meningkat dari waktu ke waktu. Konten alternatif semacam itu menyumbang lebih dari 10% dari sisi pendapatan kami," tegas Ssun.

Oleh karena itu, Ssun mengatakan, untuk tahun mendatang, CGV sedang mempertimbangkan untuk memperluas volume konten jenis alternatif ini.

Selain itu, CGV kata dia juga percaya diri untuk memperluas format nonton Screen X yang telah dikirim dari dari Korea Selatan ke Indonesia sejak 2017. Screen X ialah format menonton bioskop dengan tampilan layar panoramik 270 derajat yang membentang dari depan hingga ke sisi kanan dan kiri auditorium (total layar sepanjang 72,4 x 11m) serta penggunaan silver screen dengan laser projector 4K.

"CGV juga mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi pada tahun depan. Jika kami memutuskan untuk membuka lebih banyak, kemungkinan lokasinya adalah di wilayah Bandung," paparnya.

Sebagai informasi, CGV Indonesia yang dioperasikan oleh PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) hingga akhir kuartal III-2025 memang masih membukukan pendapatan bersih Rp 922,25 miliar, naik dari catatan periode yang sama tahun lalu Rp 893,97 miliar. Sedangkan laba tahun berjalan menjadi Rp 28,74 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu Rp 11,50 miliar.

Sementara itu, industri sinema lain, yakni Cinema XXI yang dikelola PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) hingga akhir kuartal III-2025 juga masih mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 4,3 triliun, meningkat 0,4% dibanding periode yang sama tahun lalu meskipun terjadi penurunan jumlah penonton. Laba bersih XXI pada akhir periode itu menjadi sebesar Rp 444,9 miliar.

(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korporasi Tahan Ekspansi, Kredit Kian Seret!


Most Popular
Features