Bank Masih Doyan Borong SRBI Meski Bunga di Level 5%
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemilikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) oleh perbankan masih tumbuh, meskipun yield atau imbal hasilnya tengah merosot seiring turunnya suku bunga acuan BI Rate.
Dari total outstanding SRBI per 31 Juli 2025 sebesar Rp 740,77 triliun, 74,21% dipegang perbankan dengan nilai Rp Rp 549,75 triliun. Nilai itu naik dari posisi per 30 Juni 2025 sebesar Rp 523,48 triliun.
"Memang kepemilikannya kita lihat volumenya masih meningkat," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI Ronald D. Parluhutan dalam agenda diskusi di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).
Berkebalikan dengan perbankan, pemegang lainnya seperti residen atau investor domestik kecenderungannya malah turun kepemilikan SRBI nya menjadi hanya Rp 32,36 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 43,52 triliun.
Demikian juga dengan investor asing atau nonresiden yang kepemilikan SRBI juga menyusut menjadi senilai Rp 146,77 triliun per 31 Juli 2025, dari sebelumnya dalam catatan per 30 Juni 2025 sebesar Rp 190,05 triliun.
Perkembangan ini seiring dengan terus turunnya imbal hasil atau yieldnya SRBI sesuai penurunan suku bunga BI Rate. Pada 27 Desember 2024 yield SRBI masih di atas 7,2% namun kini per 20 Agustus 2025 tersisa 5,34% untuk tenor acuan 12 bulan hampir serupa dengan suku bunga BI Rate yang telah ke level 5%.
"Ini sebetulnya untuk mendukung kecukupan likuiditasĀ pasar, baik di pasar uang maupun perbankan, serta kita harap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi bekelanjutan," ungkap Ronald.
(arj/haa)