Investment Forum 2025

Inflasi Rendah, Kok Suku Bunga Tinggi? Akhirnya Likuiditas Ketat

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
16 May 2025 16:10
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun menyampaikan paparan dalam CNBC Indonesia Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun menyampaikan paparan dalam CNBC Indonesia Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengungkapkan penyebab pertumbuhan kredit perbankan belum mencapai tingkat optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini dipaparkan Misbakhun dalam acara CNBC Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Dia mengatakan kondisi di dunia saat ini, suku bunga berada di tren level yang tinggi. Kondisi ini dibarengi dengan inflasi tinggi. Namun, di Tanah Air, dia melihat kondisi yang berbeda. Inflasi cukup rendah, sementara suku bunga ditahan tinggi. Alhasil, efeknya likuiditas menjadi ketat.

"Ini memberikan dampak ke pertumbuhan likuiditas uang yang ada. Jangan kaget kalo pertumbuhan kredit hanya 9%," kata Misbakhun.

Adapun, menurutnya, aliran likuiditas saat ini dilarikan ke SBN dan SRBI. Ketika likuiditas terbatas, maka sektor riilnya megap-megap. Alhasil, DPR mendorong investasi di hilirisasi.

"Maka itulah dorongan dari market untuk sektor riil BUMN diharapkan Danantara harus cepat bergerak," katanya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aliran Investasi ke SRBI Tembus US$228 Juta di Awal 2025, Kalahkan SBN

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular