Rp2,4 T Rekening Bansos Dormant, Bos PPATK Bakal Temui Menteri Prabowo
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf untuk membahas jutaan rekening penerima bantuan sosial atau bansos yang statusnya dormant hingga 5 tahun.
Temuan rekening dormant jutaan penerima bansos itu merupakan hasil kebijakan PPATK untuk menghentikan sementara 122 juta rekening dormant di 105 bank sejak Mei-Juli 2025. Jumlah tepatnya sebanyak 10,41 juta rekening dengan nominal saldo Rp 2,41 triliun.
"Besok siang saya ketemu Pak Mensos, karena kan yang namanya penerima bansos fast money, masuk langsung dipakai," kata Ivan di kantornya, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Karena dana bansos dari pemerintah itu hanya mengendap di bank, khususnya ke rekening dormant, Ivan mengaku mau mengusulkan ke Mensos bahwa para rekening dormant penerima bansos itu tidak pantas untuk ditransfer bansos lagi.
"Ketika dia mengendap kita sampai pada kesimpulan orang ini tidak eligible lagi terima bansos sehingga harus ada kebijakan. Karena kan bisa saja taraf hidupnya naik kan," tutur Ivan.
Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK Danang Tri Hartono mengatakan, permasalahan pada rekening dormant ini juga terlihat dari total rekening dormant penerima bansos yang tak melakukan transaksi debit selama lebih dari 5 tahun terakhir mencapai 6,35 juta rekening dengan nilai saldo Rp 1,37 triliun.
"Yang menarik populasi terbesar dormant di atas 5 tahun sebanyak 6 juta rekening dengan saldo Rp 1,3 triliun. Artinya dana bansos ini sudah lima tahun tidak digunakan dan ini kami lihat ada ya nama-namanya," ucap Danang.
"Kami nanti tentu dengan Kemensos apakah mau ditarik lagi atau bagaimana karena jumlahnya sudah 5 tahun masih mengendap Rp 1,3 triliun. Jadi sebetulnya ini kan orang tersebut tidak butuh," tegasnya.
(arj/haa)