
Manfaatkan Momentum EV, Bos Antam Siap Pacu Sektor Nikel & Bauksit

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membeberkan bahwa perusahaan saat ini tengah mendorong program hilirisasi khususnya pada jenis mineral bauksit dan nikel. Hal itu juga diklaim agar mendorong pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dalam negeri.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTM Arianto Sabtonugroho Rudjito mengatakan pihaknya memiliki beberapa proyek strategis, salah satunya terkait dengan pembangunan ekosistem baterai EV dalam negeri yang diklaim sesuai dengan strategi pemerintah.
"Saat ini Antam menjalankan proyek pengembangan ekosistem EV battery terintegrasi di wilayah operasi Antam di Maluku Utara. Yang kami harap akan menjadi katalisator pertumbuhan masa depan nikel untuk Antam," ujar Arianto dalam paparannya di Public Expose Live 2024, disiarkan daring, Selasa (27/8/2024).
Arianto mengatakan proyek tersebut juga menggandeng perusahaan lain melalui konsorsium CBL (Ningbo Contemporary Brunp Lygend).
"Antam mempertahankan kepemimpinan mayoritas di tambang sebesar 51% dan berpartisipasi secara minoritas di fase midstream yaitu pengolahan mineral serta melalui anak perusahaan PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC) di sisi hilir dari ekosistem EV battery," jelasnya.
Adapun, dia mengatakan pihaknya juga berkontribusi untuk memasok bijih nikel baik jenis saprolite maupun limonite untuk bisa diproses dalam pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High-Pressure Acid Leach (HPAL).
"Dimana produk tersebut akan dihasilkan dan digunakan untuk mensupply rantai nilai baterai material, baterai sel, dan modul serta recycled battery di hilir," tambahnya.
Lebih lanjut, Arianto mengatakan saat ini progres pembangunan ekosistem baterai EV tersebut telah mencapai pekerjaan awal di lokasi seperti pembersihan lahan dan persiapan site pemberian JVCo, proses persyaratan regulasi seperti wilayah usaha, amdal, dan izin lainnya.
"Dari sisi pembangunan RKEF sendiri kami harapkan pabrik RKEF ini dapat beroperasi mulai dari tahun 2027 HPAL, pabrik HPAL mulai dari tahun 2028 dan untuk rantai nilai EV battery selanjutnya mulai dari tahun 2029," imbuh dia.
Selain itu, dia mengungkapkan pihaknya juga saat ini tengah mendorong pembangunan proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan bauksit yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerja sama dengan PT Inalum.
"Tentunya ini kami bersinergi dengan perusahaan sister company kami Inalum sebagai pemegang saham mayoritas dan Antam memegang saham minoritas sebesar 40%. Fungsi Antam disini juga akan mensupply bijih bauksit dari tambang kami di kisaran Kalimantan Barat," papar Arianto.
Per Juni 2024, proyek SGAR tersebut sudah mencapai kemajuan fisik dan konstruksi hingga 89%. Proyek tersebut ditargetkan akan memasuki masa commissioning pada akhir tahun 2024 ini.
"Untuk operasi komersial juga kami perkirakan dapat dimulai pada paruh pertama tahun 2025. Proyek ini akan memproduksi 1 juta ton alumina per tahun," tutupnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ANTAM Pastikan Semua Emas Logam Mulia Asli
