
Sudah 3 Hari Naik, Harga CPO Makin Dekat Rp 4.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali menguat di awal perdagangan Kamis (17/8/2023), menambah kenaikan menjadi tiga hari beruntun.
Menurut data Refinitiv, futures (kontrak berjangka) CPO naik 0,83% ke posisi MYR3.878 per ton pada pukul 09.30 WIB. Penguatan tiga hari berturut-turut ini mendorong harga CPO ke level 3.800 dan berpotensi menguji level psikologis 3.900.
Secara teknikal, dalam chart harian (daily), kenaikan hari ini membuat futures CPO menembus ke atas resistance penting berupa garis moving average 200 hari (MA 200).
Penembusan ke atas akan membuat futures CPO berpotensi menguji resistance selanjutnya di level psikologis 3.900 dan 3.965.
Kontrak berjangka CPO menguat di tengah berlanjutnya momentum bullish minyak kedelai berjangka di Chicago Board of Trade (CBOT) dan prospek ekspor minyak sawit Malaysia yang lebih kuat.
Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mengatakan kepada Bernama, Intertek Testing Services (ITS) memperkirakan ekspor minyak sawit lokal antara 1 dan 15 Agustus mencapai 658.475 ton, naik 18,85 persen dibandingkan estimasi 1-15 Juli.
"Sementara itu, AmSpec memperkirakan ekspor naik 22,11 persen menjadi 633.585 ton. Ini berarti kedua estimasi tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar secara umum yaitu kenaikan 15 persen," ujarnya kepada Bernama.
Anilkumar juga mengatakan pasar saat ini tengah menunggu perkiraan produksi minyak sawit Malaysia Agustus oleh Southern Peninsular Palm Oil Millers Association, UOB Kay Hian dan Malaysian Palm Oil Association.
"Pasar melihat koreksi naik setelah beberapa hari perdagangan lesu yang menyebabkan makin lebarnya selisih harga antara minyak kedelai dan minyak sawit," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur yang dikutip dari Reuters.
Menguatnya ekspor didukung oleh impor minyak sawit India pada Juli melonjak 59% dari bulan sebelumnya menjadi 1,08 juta metrik ton, tertinggi dalam tujuh bulan, karena penyuling memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan pembelian.
Kenaikan harga CPO juga didukung oleh ringgit alias mata uang perdagangan kelapa sawit, turun selama empat hari berturut-turut terhadap dolar, membuat minyak kelapa sawit lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
Sementara minyak saingannya, pada perdagangan Rabu, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 2,1%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 3%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,3%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham CPO Ramai-ramai Ambrol, Efek Pengurangan Ekspor?